Terima Kasih Tuhan, Jakarta Kembali ke Pribumi
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Selasa, 18 Oktober 2022 17:00 WIB
“Barang mati” yang dibanggakannya antara lain; jalur sepeda, trotoar lebar di jalan protokol, gedung JIS (Jakarta International Stadion), renovasi TIM, revitalisasi Kota Tua, rumah susun, dll, yang menurut istilahnya adalah ‘barang mati’.
Ikhwal stadion Jakarta International Stadium (JIS) yang dirancang untuk skala internasional, tapi tak memenuhi standar FIFA, sebenarnya merupakan gagasan era Gubernur Fauzi Bowo.
Eksekusi yang serampangan membuat JIS tak lolos FIFA. Bahkan tidak menjadi markas Persija – klub atas nama kota Jakarta, melainkan untuk kegiatan keagamaan dan politik kubu pro Anies.
Baca Juga: Jaksa Sebut Eliezer Sempat Berdoa Sebelum Tembak Brigadir Yosua
Sebelumnya diberi nama JIS, stadion di Jakarta Utara itu bernama BMW. Dicanangkan pembangunannya semasa Gubernur Jokowi, dilanjutkan Basuki Ahok dan Djarot, lalu dieksekusi serampangan oleh Anies, dengan anggaran dari Pemerintah Pusat hingga Rp4,6 triliun.
Meski megah dan berkilau, JIS tak memenuhi standar FIFA. “Yang penting JIS memenuhi standar MUI, “ seloroh pengecamnya.
Bukan rahasia lagi, sejak berkuasa di Balaikota di Jl. Merdeka Selatan dia sudah membidik Istana Negara yang berlokasi di Jl. Merdeka Utara, dan dengan sengaja berkonfrontasi dengan program presiden yang sedang berkuasa, yang kondang dengan semboyan “Kerja, Kerja dan kerja”.
Tak sungkan, Anies menyatakan sebaliknya.
Baca Juga: Meja Pengaduan Era Ahok Kembali Dihidupkan, Tujuh Aduan Warga Langsung Masuk
"Kita dalam bekerja nggak cukup hanya kerja, kerja, kerja saja. Nggak cukup. Harus ada gagasan dulu. Dari gagasan, lalu ada kata-kata, harus ada narasi. Karena, kalau ada gagasan tanpa ada narasi, dia akan di awang-awang," kata Anies dalam sambutannya pada Rakornas Perkumpulan Ahli dan Dosen Republik Indonesia di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (27/8/2018).