Dzikri Muhammad Maulansyah: Produksi 7 Buku, 6 Jurnal Ilmiah, dan 45+ Kejuaraan Nasional hingga Internasional
- Penulis : Mila Muzakkar
- Selasa, 15 Juli 2025 11:33 WIB

ORBITINDONESIA.COM – Dalam dunia yang sibuk mengukur nilai dari IPK, sertifikat, atau jumlah pengikut di media sosial, hadir sosok muda yang diam-diam menulis sejarahnya sendiri.
Bukan dengan keramaian, tapi dengan ketekunan yang nyaris senyap. Dialah Dzikri Muhammad Maulansyah, pemuda kelahiran Subang tahun 2003, yang kini menempuh studi Ilmu Komunikasi di UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
Usianya baru 21 tahun. Namun di balik angka itu, tersembunyi capaian luar biasa: 7 buku, 6 jurnal ilmiah terakreditasi SINTA, dan lebih dari 45 kejuaraan nasional hingga internasional di bidang debat, karya tulis, dan sains.
Baca Juga: Azizir Rohma Febriyani, Menjadi Pengajar Mahasiswa Asing di Usia 20
Ini bukan soal angka. Ini adalah kisah tentang keyakinan: bahwa ilmu bukan untuk dipamerkan, tapi untuk diperjuangkan. Saat mahasiswa lain sibuk mengejar nilai A atau posisi di organisasi kampus, Dzikri sibuk merangkai kata di malam hari, menyusun gagasan, mengolah ide menjadi tulisan yang menggugah kesadaran.
“Saya tak ingin hanya lulus,” ujarnya, “Saya ingin bermanfaat, dan menulis adalah cara saya untuk menyuarakan nurani.”
Setiap bukunya bukan sekadar kumpulan kalimat, tapi napas dari kecemasan sosial, refleksi atas ketimpangan, dan ajakan untuk berpikir lebih kritis. Setiap jurnalnya bukan hanya kewajiban akademik, tapi wujud nyata dari intelektual muda yang tak mau tinggal diam melihat problem bangsa.
Baca Juga: Bryan Akthur Alexander, Membawa Suara Kritis Anak Muda ke Tiktok Youth Council
Di balik semua itu, Dzikri bukan datang dari keluarga elit atau penuh privilege. Ia tumbuh dalam kesederhanaan. Namun dari sana pula tumbuh kesadaran: bahwa tak ada alasan untuk menyerah, bahkan saat segalanya terasa kurang.
“Menulis adalah bentuk syukur saya,” katanya. “Bukan karena saya pintar, tapi karena saya ingin mengabdi pada bangsa dan negara dengan cara yang saya bisa.”
Kini, di penghujung masa kuliahnya, Dzikri masih terus melahirkan karya. Ia menjadi pembicara di berbagai forum, mentor kepenulisan, juri kompetisi, bahkan pendamping literasi bagi pelajar daerah.
Baca Juga: Dari Gemerlap Catwalk ke Pelayanan Publik: Perjalanan Berani Rizki Anisa Mutiara
Ia menjadikan prestasi bukan sebagai mahkota, tapi sebagai jembatan: untuk berbagi, menguatkan, dan membuka jalan bagi mereka yang belum percaya diri.