Catatan Denny JA: Perbanyak Sastra di Ruang Publik
- Penulis : Krista Riyanto
- Jumat, 27 Juni 2025 07:55 WIB

Imajinasi ditambahkan, bukan untuk mengaburkan fakta, tapi untuk menyentuh bagian kemanusiaan yang tak terjangkau oleh data semata.
4. Siapa Saja Boleh Menulis
Genre ini membuka pintu. Tak harus penyair profesional. Siapa pun yang memiliki kisah dan empati boleh menulisnya.
Baca Juga: Puisi Esai Denny JA: Ketika Kita Diam Saja Melihat 1300 Anak-anak Dibunuh
5. Telah Terbit 200 Buku Puisi Esai
Sejak 2012, genre ini telah menyebar ke 38 provinsi, dari Aceh hingga Papua, bahkan ke Australia, Mesir, dan negara-negara ASEAN.
6. Serial Empat Buku dan Deklarasi Angkatan
Baca Juga: Puisi Esai Denny JA: 100 Tahun Gedung Bunga Rampai
Empat buku telah terbit yang mendeklarasikan puisi esai sebagai sebuah angkatan baru dalam sejarah sastra Indonesia.
Buku ini disusun oleh Agus R. Sarjono, Jamal D. Rahman, dan lainnya.
-000-
Baca Juga: Catatan Hamri Manoppo: Denny JA dan Peluang Nobel Sastra, Dari Puisi Esai Menuju Pengakuan Global
Adalah Datuk Jasni Matlani, penyair terkemuka asal Sabah—peraih SEA Write Award dan penyair negara—yang melihat potensi puisi esai untuk melintasi batas negara.