Swasembada Makanan Murah dan Sehat
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Sabtu, 16 Juli 2022 00:06 WIB
Saat ini, dunia sedang dilanda krisis pangan. Kunjungan Presiden Joko Widodo ke Ukraina dan Rusia (29-30/6/2022) yang sedang berperang itu, tujuannya selain membawa misi perdamaian, juga misi pangan.
Sebab akibat perang tersebut, dunia mengalami kelangkaan tepung gandum atau terigu yang menjadi bahan makanan di banyak negara terutama di Eropa, Amerika, dan Australia.
Rusia dan Ukraina adalah lumbung pangan terbesar dunia. Sekitar 28 persen kebutuhan gandum dunia berasal dari dua negara yang sedang berperang tersebut.
Menurut catatan PBB, saat ini, sekitar 220 juta ton terigu di Ukraina dan Rusia, sulit diekspor ke luar negeri karena terkendala perang. Akibatnya, sekitar 1,2 milyar penduduk dunia yang bahan makanan pokoknya terigu, terancam kelaparan.
Baca Juga: Piala Presiden, Borneo FC: Masih Ada Peluang
Situasi ini sangat membahayakan. Apalagi saat ini banyak negara yang ekonominya menyusut, bahkan bangkrut, akibat pandemi Covid-19.
Melihat harga terigu yang saat ini sudah naik 30 persen, ditambah inflasi tinggi di beberapa negara seperti Turki, Sri Lanka, dan Yunani, maka harga kebutuhan makanan pokok makin mahal. Tak terjangkau sebagian besar rakyat miskin di berbagai pelosok dunia.
Apa yang akan terjadi nanti? Kekacauan dunia makin tinggi. Sri Lanka, misalnya, Sabtu (9/7/ 2022) presidennya kabur. Istana Presiden Gotabaya Rajapaksa digrebeg puluhan ribu massa yang kelaparan.
Itu terjadi karena kelangkaan pangan dan energi di Sri Lanka. Negeri ini akibat deraan Covid-18 dan perang Rusia-Ukrainan ekonominya bangkrut. Karena pariwisata yang menjadi andalan pengepul devisa selama pandemi, sepi.
Baca Juga: Mengapa Saling Bunuh di Maluku?