Imam Mahdi vs Messiah: Akar Ideologis Permusuhan Iran dan Israel
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Selasa, 17 Juni 2025 14:58 WIB

Zionisme dan Konsep Messiah dalam Yudaisme
Di sisi lain, negara Israel didirikan dengan semangat pembebasan dan pemulihan bangsa Yahudi yang tercerai-berai. Dalam kalangan Zionis religius, pendirian Israel tahun 1948 bukan sekadar tindakan politis, tetapi dianggap sebagai awal dari era mesianik.
Mereka percaya bahwa dengan mendirikan negara Yahudi di Tanah Suci, maka mereka mempercepat atau menyiapkan kedatangan sang Messiah (Mashiach), keturunan Daud yang akan membangun kembali Bait Suci dan membawa perdamaian dunia di bawah hukum Taurat.
Baca Juga: Presiden Donald Trump: Ada Kemungkinan AS Bisa Terlibat dalam Konflik Israel - Iran
Walaupun Zionisme awal lebih bersifat sekular (seperti ditunjukkan oleh Theodor Herzl), banyak faksi Zionis belakangan beralih ke pemaknaan religius. Bagi mereka, eksistensi Israel adalah bagian dari proyek kenabian, dan dominasi regional merupakan tahapan menuju tegaknya kekuasaan global Israel yang sah secara ilahi.
Pertarungan Dua Eskatologi
Dengan demikian, dua negara ini tidak hanya berseberangan secara politis, tetapi secara ideologis dan teologis. Konsep Imam Mahdi dalam eskatologi Iran secara langsung bertentangan dengan konsep Messiah dalam eskatologi Zionis.
Baca Juga: Pangkalan AS Terancam Diserang Militan Syiah Irak Jika Dukung Israel
Iran melihat Israel sebagai entitas palsu dan penindas, yang menjadi penghalang datangnya Imam Mahdi dan keadilan global. Sementara Israel melihat Iran sebagai kekuatan yang berusaha menghancurkan proyek ilahi pendirian tanah air Yahudi.
Konsekuensi Geopolitik
Konflik Iran vs Israel bukan sekadar pertentangan kebijakan luar negeri, tetapi merupakan benturan dua tafsir apokaliptik tentang siapa yang berhak memimpin dunia pasca kekacauan. Bagi Iran, dukungan terhadap perlawanan di Palestina, Lebanon, dan Yaman adalah bagian dari jihad global untuk menantikan Mahdi. Bagi Israel, memperkuat aliansi regional dan global (seperti dengan AS atau Abraham Accords) adalah langkah strategis dan teologis untuk mempertahankan misi mesianik mereka.
Baca Juga: Sistem Pertahanan Udara Israel Lumpuh Saling Serang Sendiri, Peluru Kendali Iran Tak Terbendung
Ketika politik bertemu teologi, maka konflik menjadi jauh lebih. kompleks dan tahan lama.