DECEMBER 9, 2022
Internasional

Presiden AS Donald Trump: Iran "Mungkin Punya Kesempatan Lain" untuk Kesepakatan Nuklir

image
Presiden AS Donald Trump (Foto: Xinhua)

ORBITINDONESIA.COM - Presiden AS Donald Trump menyatakan bahwa Iran “mungkin punya kesempatan lain” untuk mencapai kesepakatan nuklir dengan Amerika Serikat.

Pernyataam Trump itu muncul pada Jumat, 13 Juni 2025, setelah Israel melancarkan serangan besar-besaran terhadap program rudal balistik dan nuklir Iran yang menewaskan sedikitnya 86 orang dan melukai 341 lainnya.

"Mereka (Iran) telah melewatkan kesempatan untuk membuat kesepakatan. Sekarang, mungkin ada kesempatan lain. Kita lihat saja nanti," kata Trump dalam wawancara telepon dengan NBC News.

Baca Juga: Imbas Operasi Militer di Iran, Israel Tutup Sementara Misi Diplomatik di Seluruh Dunia

Ketika ditanya mengapa dia yakin Iran mau kembali berunding setelah diserang Israel, Trump menjawab bahwa beberapa pejabat Iran telah menghubunginya untuk menyampaikan keinginan tersebut.

"Mereka menelepon saya untuk membicarakan (hal itu)," kata Trump.

Saat ditanya siapa yang menghubunginya, dia menjawab, "Orang-orang yang kami ajak kerja sama sebelumnya... Banyak dari mereka sekarang sekarang sudah meninggal."

Baca Juga: Catatan Denny JA: Israel Melawan Iran, Perang Strategis, Ideologis, Bahkan Spiritual

Putaran keenam perundingan tidak langsung antara AS dan Iran akan digelar pada Minggu di Oman. Namun, belum jelas apakah pertemuan itu akan tetap dilangsungkan setelah Israel menyerang Iran dan Iran balas menyerang Israel.

Trump tampak memuji serangan Israel dengan mengatakan: “Mereka memiliki peralatan terbaik di dunia, yaitu peralatan buatan Amerika.”

Pada Jumat pagi, Israel melancarkan serangan besar-besaran dengan sekitar 200 jet tempur yang menargetkan program nuklir dan rudal jarak jauh Iran. Beberapa pejabat militer senior dan ilmuwan nuklir Iran tewas dalam serangan itu.

Baca Juga: Media Iran Sebut 2 Jet Tempur Israel Ditembak Jatuh, Israel Membantah

Pemimpin Israel Benjamin Netanyahu mengatakan operasi militer "terarah" akan terus dilanjutkan jika diperlukan.

Halaman:

Berita Terkait