Kolom
Heidegger dan Petani Sunda: Menggali Eksistensi dari Tanah
- Penulis : Dewi Arum Nawang Wungu
- Sabtu, 14 Juni 2025 16:10 WIB

Petani muda Baris Pangebon Bandung Kidul, Jawa Barat upacara meruwat tanah sebelum menanam.
jadi, mungkin sudah saatnya kita meninjau ulang anggapan bahwa filsafat hanya milik kampus. Sebab barangkali, jawaban paling jujur tentang “apa makna hidup” justru ditemukan bukan dalam seminar, tetapi dalam segenggam tanah.***
Sumber: J
Johan Iskandar, Agroekosistem Orang Sunda, 2015. Heidegger, Being and Time, 1927.
Baca Juga: Pilkada Jakarta 2024: Aliansi Masyarakat Sunda Jakarta Berlabuh ke Pramono Anung-Rano Karno