Raisye Soleh Haghia: AJI Berperan Strategis dalam Perjuangan Kebebasan Pers 1994-1999
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Rabu, 11 Juni 2025 16:53 WIB

Ditambahkannya, pada tataran praktis, penelitian ini memiliki relevansi kontemporer yang kuat. Bagi praktisi pers, pengalaman AJI menawarkan perjalanan berharga tentang ketahanan redaksional menghadapi tekanan negara.
“Bagi aktivis demokrasi, gerakan ini memberikan blueprint tentang efektivitas strategi yang mengombinasikan resistensi langsung dengan pembangunan kapasitas jangka panjang,” tututnya.
Prinsip-prinsip kunci seperti konektivitas internal, jejaring aliansi lintas sektor, dan adaptasi teknologi tetap relevan dalam menghadapi tantangan baru di era digital.
Baca Juga: AJI, IJTI dan PFI Menolak Program Rumah Bersubsidi bagi Jurnalis
Penelitian ini membuka beberapa agenda penting untuk studi lanjutan, termasuk kajian transformasi gerakan pers di era digital, analisis komparatif dengan pengalaman negara transisional lain, eksplorasi jaringan intelektual AJI melalui arsip internasional, serta penelitian tentang transmisi nilai-nilai AJI kepada generasi jurnalis pasca Reformasi.
“Pada akhirnya, warisan terpenting AJI terletak pada pembuktian bahwa jurnalisme independen bukan hanya mungkin diwujudkan dalam sistem yang represif, tetapi juga dapat menjadi pendorong perubahan sosial yang signifikan dalam proses demokratisasi Indonesia,” tegas Raisye. ***