Rencana Bantuan PBB untuk Gaza Masih Terhambat Meski Skema Bantuan AS Ditangguhkan
- Penulis : M. Ulil Albab
- Sabtu, 07 Juni 2025 07:40 WIB

Kantor tersebut mengatakan bahwa enam misi lainnya gagal, baik karena hambatan atau karena lembaga penyelenggara harus membatalkannya, yang biasanya terjadi karena alasan keamanan atau logistik. Lima misi lainnya berhasil diselesaikan.
Misi-misi tersebut memungkinkan para mitra untuk melakukan pemeriksaan terhadap anak-anak yang mengalami malanutrisi, menyediakan layanan medis, dan melakukan asesmen. Namun, tidak ada satu pun yang melibatkan pengiriman pasokan.
OCHA mengatakan jumlah pasokan dari upaya bantuan sebelumnya telah berkurang drastis.
Baca Juga: Hamas Berikan Respons "Positif" terhadap Proposal Gencatan Senjata Gaza yang Didukung AS
"Pekan ini, para mitra yang bekerja di bidang ketahanan pangan melaporkan bahwa 14 mitra di antaranya hanya mendistribusikan sedikit di atas 250.000 makanan setiap harinya," ujar OCHA. "Jumlah ini jauh lebih sedikit dibandingkan dengan 1 juta makanan yang didistribusikan setiap hari pada akhir April lalu. Setengah dari dapur umum di Gaza terpaksa berhenti memasak karena kurangnya pasokan atau adanya perintah mengungsi."
OCHA melaporkan bahwa otoritas Israel pada Rabu kembali mengeluarkan perintah untuk mengungsi, yang mencakup 54 lingkungan permukiman di tiga kegubernuran, yaitu Gaza Utara, Gaza, dan Deir el-Balah. Ini merupakan perintah kedua yang dikeluarkan untuk wilayah yang sama, yang mewakili sepertiga dari Jalur Gaza.
"Secara keseluruhan, sejak eskalasi pertempuran baru pada Maret, militer Israel mengeluarkan 35 perintah pengungsian, memaksa lebih dari 640.000 orang mengungsi lagi, hampir sepertiga warga Palestina di Gaza," kata kantor tersebut.
Baca Juga: Dewan Keamanan PBB Akan Desakkan Gencatan Senjata, Hentikan Blokade Gaza oleh Israel
Mitra layanan kesehatan memperingatkan bahwa berbagai fasilitas kesehatan terus diserang. Kantor kemanusiaan itu menegaskan kembali bahwa warga sipil dan fasilitas perawatan kesehatan harus selalu dilindungi.
OCHA memaparkan lebih lanjut bahwa bahan bakar, generator, dan suku cadang harus diizinkan masuk ke Gaza untuk memulihkan akses yang aman dan tanpa hambatan ke pasokan air.
Di bidang pendidikan, para aktivis kemanusiaan mengatakan kolega mereka di Gaza melaporkan bahwa ratusan ruang belajar terpaksa menghentikan kegiatan belajar mengajar karena kondisi tidak aman atau kurang pendanaan. Lebih dari 200.000 siswa dan 5.000 guru terkena dampaknya.***
Baca Juga: Usai Tragedi di Rafah, Konsultan AS Hengkang dari Proyek Bantuan Gaza yang Kontroversial