Inalum Proyeksikan Permintaan Aluminium Naik 6 Kali Lipat dalam 30 Tahun ke Depan
- Penulis : Abriyanto
- Kamis, 05 Juni 2025 06:18 WIB

ORBITINDONESIA.COM - PT Indonesia Asahan Aluminium atau Inalum memproyeksikan permintaan untuk aluminium akan meningkat enam kali lipat dalam waktu 30 tahun ke depan, selaras dengan tren transisi energi.
“Dalam proyeksi kami untuk 30 tahun ke depan, kami meyakini bahwa permintaan untuk aluminium naik enam kali lipat dari hari ini,” ucap Direktur Pengembangan Bisnis Inalum, Melati Sarnita dalam Indonesia Critical Minerals Conference, Jakarta, Rabu, 4 Juni 2025.
Melati Sarmita menyampaikan bahwa peningkatan permintaan aluminium tersebut berlangsung selaras dengan upaya transisi energi menuju energi baru dan energi terbarukan yang terjadi di tingkat global.
Ketika berbicara soal transisi energi, lanjut dia, kendaraan listrik menjadi salah satu topik yang paling sering diangkat. “Dan ketika berbicara tentang baterainya, 18 persen dari battery pack untuk EV sebenarnya dari aluminium. Itulah pasarnya (aluminium),” ucap Melati.
Inalum, kata dia, bukanlah pihak yang akan melakukan hilirisasi bauksit hingga menjadi battery pack. Perusahaan pelat merah tersebut berkecimpung di tatanan midstream, yakni menghasilkan aluminium ingot, billet, alloy.
Nantinya, produk yang dihasilkan oleh Inalum akan diolah oleh perusahaan lain untuk diubah menjadi battery pack. “Jadi, bukan Inalum yang bikin langsung penampangnya. Karena kami gak boleh main sampai ujung, gak boleh,” kata dia.
Baca Juga: Pecahkan Rekor, PT Inalum Catatkan Produksi Aluminium Tertinggi Sebesar 263.195 MT pada 2024
Dalam ekosistem kendaraan listrik, Inalum memainkan peran sebagai pendorong ekosistem dengan menyediakan bahan baku. Dengan demikian, Inalum tidak berkompetisi dengan industri nasional yang berperan untuk menjadi produsen battery pack.
“Kami juga gak mau berkompetisi dengan industri nasional. Kami harus jadi enabler-nya kan,” ucapnya.
Sebelumnya, Joko Widodo (Jokowi) ketika menjabat sebagai Presiden RI menyampaikan bahwa kebutuhan aluminium di dalam negeri mencapai 1,2 juta ton, dan 56 persen dari itu masih dipenuhi melalui impor.
Baca Juga: Kanada Ajukan Keluhan ke WTO Atas Tarif Produk Baja dan Aluminium yang Diberlakukan AS
Jokowi berharap agar Inalum dapat memenuhi kebutuhan di dalam negeri melalui smelter bauksit di Mempawah, Kalimantan Barat.