China Membangun Downstream Aluminium, PT Inalum Cuma Bisa Sedikit Ekspor
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Minggu, 09 Juli 2023 17:04 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Tahukah Anda bahwa kebutuhan almunium dalam negeri sebesar 500.000 ton per tahun. Dan tahukah Anda dari kebutuhan pangsa dalam negeri itu, industri aluminium (PT Inalum) hanya mampu memenuhi sebesar 104 ribu ton per tahun.
Walau kapasitas PT Inalum mencapai 260 ribu ton aluminium ingot per tahun, hanya 40 persen yang dijual ke pasar dalam negeri. Sisanya di ekspor dalam rangka memenuhi kontrak offtaker dengan Jepang.
Sementara kekurangan 400.000 ton aluminium terpaksa impor. Sejak era reformasi kita tidak pernah berusaha meningkatkan kapasitas produksi Inalum. Dan tahun 2017, Jokowi sudah memerintahkan Inalum untuk menambah kapasitas dengan perluasan 3 kali lipat dari yang sudah ada sekarang.
Baca Juga: Inara Rusli, Icon Perlawanan Perempuan Melawan Perselingkuhan
Artinya, di samping Inalum bisa menjamin kebutuhan dalam negeri, juga bisa memenuhi pasar ekspor yang besar. Tapi Inalum tidak juga bangun.
Nah, tahun 2022, China melalui Nanshan Group membangun fasilitas pabrik alumina berkapasitas 2 juta ton per tahun. Di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Galang Batang di Pulau Binta.
Bauksit dari wilayah Kalimantan di Indonesia. Alumina dikapalkan ke kawasan industri milik China di Kuantan Malaysia untuk diproses jadi aluminium, yang kemudian diekspor ke manca negara, termasuk ke Indonesia. Kita kebagian debu dan lingkungan yang rusak.
Akhir 2023, Nashan akan bangun unit peleburan aluminium berkapasitas 250.000 ton. Tapi semua produksi itu untuk kebutuhan relokasi downstream industri aluminium dari China.
Baca Juga: Ini Dia 6 Fitur Threads yang Menarik, No.5 Bisa Bikin Kamu Betah Ngetik Utas Dibandingkan di Twitter
Rencana pembangunan kawasan industri itu selesai 2028. Di komplek ini nantinya akan memproduksi rekayasa metal dari ingot aluminium untuk industri pesawat terbang dan kendaraan listrik. Karena Nashan udah punya long term supply chain untuk Airbus, Boeing dan Tesla.
Mengapa Nashan mau bangun komplek downstream Aluminium di Indonesia? karena kita melarang ekspor bauksit. Kita masih membolehkan pembangkit listrik batubara untuk pabrik alumina.
Sementara di negara lain sudah dilarang. Karena pengolahan bauksit jadi alumina sangat rakus energi dan polutan. Dan kita bangga akan itu
Sayang sekali.
9 Juli 2023
Erizelly J Bandaro ***