Sarang Burung Walet Jadi Jembatan Ekonomi Baru Indonesia dan China
- Penulis : Krista Riyanto
- Kamis, 29 Mei 2025 07:15 WIB

Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, bekerja sama dengan China Agricultural Wholesale Market Association (CAWA), menggelar forum pertemuan bertajuk "Konferensi Tingkat Tinggi Sarang Burung" (Bird's Nest Summit) pada Maret lalu di Jakarta. Dihadiri puluhan pelaku usaha dari kedua negara beserta sejumlah asosiasi, pertemuan tersebut bertujuan untuk memperkuat perdagangan sarang burung walet.
Meski berlandaskan hubungan bisnis, Boedi meyakini perdagangan sarang burung walet antara Indonesia dan China telah menjadi jembatan tidak langsung dalam memperkuat persahabatan kedua bangsa.
“Dampaknya tentu semakin banyak orang China yang datang ke Indonesia untuk belajar lebih banyak soal sarang burung (walet), demikian juga sebaliknya, banyak dari kita yang ke China untuk mengetahui budaya makan sarang burung walet di sana, hal ini membantu untuk saling memahami budaya masing-masing secara lebih baik," ujarnya.
Baca Juga: Perdagangan China-AS Kembali Bangkit di Tengah Visi Bersama yang Saling Menguntungkan
Pasar sarang burung walet yang besar di China juga telah menyediakan peluang ekonomi baru bagi Indonesia, termasuk dalam bentuk penerimaan devisa yang cukup besar. Meski secara volume hanya sepertiga, nilai ekspor sarang burung walet ke China menyumbang 78 persen dari total nilai pada tahun lalu, yakni sebesar 551,5 juta dolar AS (1 dolar AS = Rp16.300).
Ini belum termasuk efek ganda terhadap penciptaan ribuan lapangan kerja di Indonesia. Boedi menggolongkan bisnis sarang burung walet sebagai padat karya karena membutuhkan banyak tenaga kerja, mulai dari penjagaan, perawatan, pemanenan, hingga proses pembersihan dan pengemasan.
Namun, lebih dari sekadar perdagangan, otoritas setempat di Indonesia belakangan ini juga menggalakkan upaya agar makin banyak investasi dari China yang masuk ke Indonesia guna mendorong hilirisasi produk sarang burung walet.
Baca Juga: "Desa Bali" di Hainan Jadi Bukti Pertukaran Persahabatan Indonesia dan China
Meski ekspor ke China pada 2024 sedikit menurun dibandingkan tahun sebelumnya, Boedi menyebut prospek pasar China masih cukup cerah ke depannya.
Hal itu dikarenakan diversifikasi olahan, di mana sarang burung walet saat ini tidak hanya diolah secara tradisional, tetapi juga sudah banyak diubah menjadi minuman kemasan hingga produk nonpangan.***
Baca Juga: PM Li Qiang Serukan China, ASEAN, dan GCC Jadi Contoh Keterbukaan dan Kerja Sama Pembangunan