DECEMBER 9, 2022
Otomotif

Gaikindo Sebut Mobil Hybrid China Berpotensi Raih Kesuksesan di Indonesia

image
Foto ini menunjukkan suasana dalam acara peluncuran mobil hybrid pertama Chery, perusahaan otomotif asal China, di Indonesia yang digelar di Jakarta pada 15 Mei 2025. Chery meluncurkan mobil hybrid plug-in pertama di Indonesia yang dibanderol dengan harga promosi Rp499 juta untuk 1.000 konsumen pertama. (Xinhua/PT Chery Sales Indonesia)

ORBITINDONESIA.COM -- Dalam beberapa bulan terakhir, semakin banyak merek otomotif asal China yang memperkenalkan model-model kendaraan hybrid di pasar Indonesia, membuka banyak peluang untuk kembali meraih kesuksesan serupa di segmen kendaraan listrik berbasis baterai (battery electric vehicle/BEV).

Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO), Kukuh Kumara, mengatakan bahwa mobil hybrid semakin populer di tengah dilema konsumen Indonesia yang ingin beralih ke kendaraan listrik berbasis baterai, tetapi masih khawatir dengan keterbatasan fasilitas pengisian ulang daya.

Mayoritas penjualan mobil hybrid di Indonesia saat ini masih didominasi oleh pabrikan Jepang, sementara merek-merek China hanya berkontribusi kurang dari 3 persen. Oleh karena itu, Kukuh menyatakan bahwa peluang bagi pabrikan China masih sangat terbuka.

Baca Juga: Seiring Transisi Industri Otomotif, Chery Berambisi Jadi Merek Mobil Hybrid Nomor Satu Dunia

"Selama mereka (merek-merek China) mampu menyediakan kendaraan dengan harga yang terjangkau, dapat diandalkan, serta menawarkan model-model yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, para konsumen akan mempertimbangkannya," ujar Kukuh dalam wawancara dengan Xinhua di Jakarta.

Beberapa mobil Plug-In Hybrid Electric Vehicle (PHEV) China terbaru, seperti model SUV Chery dan Jaecoo, dibanderol dengan harga kurang dari Rp600 juta per unit dan mampu menempuh jarak hingga ribuan kilometer dalam sekali pengisian bensin dan daya. Sementara itu, sebagian besar pabrikan dari negara lain menjual model PHEV mereka dengan harga dua kali lipat lebih mahal untuk kelas yang sama. 

Selain faktor keterjangkauan harga, pengamat otomotif Bebin Djuana menyebutkan bahwa mobil hybrid asal China menawarkan kemampuan jarak tempuh yang lebih jauh dengan teknologi PHEV. Hal ini dinilai sesuai dengan karakteristik konsumen lokal yang cenderung mencari kendaraan yang mampu menempuh jarak jauh secara efisien.

Baca Juga: Pakar Sebut Kendaraan Hybrid Merek China Miliki Peluang Besar di Indonesia

Oleh karena itu, Bebin menyatakan bahwa China memiliki peluang untuk kembali meraih kesuksesan di segmen mobil hybrid, sebagaimana dominasinya dalam segmen BEV di Indonesia.

"Perbedaan signifikan keduanya yakni teknologi hybrid di merek Jepang selalu terkonsentrasi pada penghematan bahan bakar, sementara di merek-merek China menawarkan teknologi baterai yang lebih canggih sehingga daya tempuhnya luar biasa," ujarnya dalam wawancara dengan Xinhua belum lama ini.

Sepanjang periode Januari hingga April tahun ini, total penjualan mobil hybrid di Indonesia melampaui 18 ribu unit, tetapi hanya sebagian kecil di antaranya merupakan jenis PHEV. Padahal, PHEV dinilai lebih menarik bagi konsumen dibandingkan hybrid konvensional karena memiliki kapasitas baterai yang lebih besar dan dapat diisi ulang seperti halnya BEV.

Baca Juga: Sukses di Segmen Kendaraan Listrik Berbasis Baterai, Chery Kini Bidik Pasar Mobil Hybrid di Indonesia

Sebagai perbandingan, PHEV Chery Tiggo 8 CSH bisa berkendara sejauh 90 kilometer dengan mode listrik penuh, sedangkan hybrid biasa dari Toyota Kijang Innova Zenix Hybrid hanya 1 kilometer. Keduanya berada di kelas yang sama mobil dengan kapasitas 7 penumpang dan harga yang relatif mirip.***

Sumber: Xinhua

Berita Terkait