DECEMBER 9, 2022
Gaya Hidup

Hoaks: Dari FOMO ke Amygdala

image
Ilustrasi hoaks (Foto: ELSAM)

Bisa saja kita menuduh dua faktor utama penyebab merebaknya hoaks adalah bias konfirmasi dan FOMO. Tetapi keduanya belum akan bekerja jika do-er alias eksekutor alias pelaksananya belum ada. Dialah amygdala.

Amygdala adalah bagian otak yang berperan dalam mengolah emosi, terutama emosi negatif seperti rasa takut, marah, dan stress. Amygdala terletak di dalam lobus temporal otak, dan berfungsi sebagai alarm untuk mendeteksi ancaman. 

Amygdala sering disebut sebagai otak reptil, karena merupakan bagian otak yang paling primitif, yang terkait dengan fungsi dasarnya untuk bertahan hidup, yaitu: deteksi ancaman, refleks, dan insting.

Baca Juga: Inilah 10 Alasan Terlengkap Kamu Harus Tonton Film Avatar The Way of Water, Biar Tidak FOMO

Maka, jika amygdala teraktivasi karena mendeteksi adanya ancaman, muncullah respons stress otomatis. yaitu reaksi emosional yang kuat, yang kemudian akan memerintahkan respons sikap atau perilaku secara fisikal. Salah satu contohnya yaitu respons fight-or-flight (melawan atau melarikan diri).

Akhirnya kita bisa merangkai bagaimana penyebaran hoaks itu terjadi. Ketika sebuah informasi datang, bias informasi akan memilihkan bagian informasi yang sesuai keyakinan yang tersimpan pada memori. Pada orang yang terkena sindrom FOMO, tanpa dipikir lagi, karena amygdala-nya yang merespons, segeralah disebarkanlah informasi tadi.

Maka kembali ke contoh di depan, jika seseorang berkeyakinan bahwa si A adalah penipu, maka dia hanya memilih informasi yang mendukung bahwa si A adalah penipu, dan langsung menganggapnya sebagai suatu kebenaran. Pada orang yang mengidap FOMO, informasi itu harus segera disebarkan. dan pada orang yang hanya mengandalkan amygdala, sreett... jempolnya langsung menyebarkannya di jagad medsos... booomm!

Baca Juga: Biar Gak FOMO, Simak Kumpulan Link Download Wajah Gear 5 Luffy Jelang Kemunculan Transformas Epik One Piece

Maka kita bisa paham, bahwa siapa saja, tidak peduli jenderal atau prajurit, tidak peduli profesor, doktor atau murid SD, mudah berpotensi menjadi penyebar hoaks. No viral, no play. Nggak ada loe nggak rame.

Oleh Sam mBin, Depok. ***

Halaman:

Berita Terkait