DECEMBER 9, 2022
Internasional

MER-C: Jalur Gaza Hadapi Krisis Kemanusiaan Parah Akibat Blokade Israel

image
Kondisi krisis di Jalur Gaza, Palestina. (ANTARA/HO-MER-C)

"Bahkan kalaupun saya mampu membeli kebutuhan mereka, saya merasa kesulitan berinteraksi dengan anak-anak saya, terutama anak-anak saya yang masih kecil, karena saya merasa tidak dapat menyediakan makanan yang cukup layak bagi mereka," imbuhnya.

Keluarganya saat ini hanya mampu makan sekali sehari. Dr. Basel bahkan harus membagi sepotong roti kepada seluruh anggota keluarganya.

Semua kebutuhan rumah tangga masyarakat, seperti persediaan bahan makanan dan makanan kaleng, telah habis. Situasi tersebut menimbulkan banyak anak yang kekurangan gizi. Berat badan mereka mengalami penurunan antara 5 hingga 10 kilogram.

Baca Juga: Inggris Pada Sidang ICJ Wajibkan Israel Cabut Blokade Atas Bantuan Kemanusiaan untuk Gaza

Sebagai dokter ortopedi yang banyak menangani korban serangan Israel, ia mengamati bahwa kekurangan gizi menyebabkan penyembuhan luka pasien menjadi sangat lambat atau bahkan gagal.

"Pasien-pasien ini membutuhkan nutrisi yang sehat dan makanan yang mengandung protein, vitamin, karbohidrat, dan gula. Dulu, luka-luka seperti itu dapat sembuh dalam waktu singkat, tetapi sekarang memerlukan waktu dua kali lipat atau lebih lama untuk pulih," katanya.

Ia juga menyampaikan banyak pasien saat ini mengalami kulit pucat (pallor), kelemahan umum dan anemia, yang menyebar hampir ke seluruh pasien. Sistem kekebalan tubuh yang lemah menyebabkan penyebaran infeksi dan epidemi makin sulit dicegah.

Baca Juga: Kapal Sipil Pembawa Bantuan ke Gaza Diserang Drone di Perairan Internasional Dekat Pulau Malta

"Kami bahkan hampir tidak dapat menjalankan tugas kami secara menyeluruh akibat rasa lelah yang sudah akut," katanya.

Ia mengaku telah kehilangan sekitar 30 kilogram berat badan, dan rekan-rekannya mengalami kondisi yang sama karena kurangnya makanan, terutama daging.

"Keputusasaan dan rasa tidak ada harapan mulai menguasai kehidupan profesional kami, yang berdampak negatif, khususnya pada pasien yang sedang terluka, dan masyarakat pada umumnya," demikian kata Basel.***

Baca Juga: Komisi Uni Eropa Desak Israel Cabut Blokade, Buka Akses Bantuan Kemanusiaan ke Jalur Gaza

Halaman:

Berita Terkait