AS Ancam Mundur dari Negosiasi Perdamaian Rusia-Ukraina Jika Tidak Ada Proposal Konkret
- Penulis : M. Ulil Albab
- Rabu, 30 April 2025 12:00 WIB

ORBITINDONESIA.COM - Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat pada Selasa, 29 April 2025, mengatakan pemerintahnya akan mundur sebagai penengah perundingan damai Rusia dan Ukraina kecuali para pihak yang berperang memberikan "proposal konkret" untuk mengakhiri konflik.
Juru bicara Kemenlu AS Tammy Bruce mengatakan kepada wartawan bahwa Menlu Marco Rubio mengatakan kepadanya, "Kita sekarang berada pada saat proposal konkret perlu disampaikan oleh kedua pihak tentang cara mengakhiri konflik ini. "
"Bagaimana kita melangkah dari sini adalah keputusan yang sekarang berada di tangan presiden (Donald Trump). Jika tidak ada kemajuan, kami akan mundur sebagai mediator dalam proses ini," kata Bruce.
Baca Juga: Presiden Ukraina Zelenskyy: Komponen Buatan AS Ditemukan Dalam Rudal yang Menyerang Ibu Kota Kiev
Ancaman tersebut dikatakan lebih dari seminggu lalu oleh para pejabat senior, termasuk Trump, Rubio dan Wakil Presiden JD Vance, sementara pemerintah AS terus menekan Kiev dan Moskow agar menyetujui gencatan senjata.
Rusia pada Senin, 28 April 2025, secara sepihak menyatakan gencatan senjata tiga hari selama 8-10 Mei untuk mempersiapkan peringatan kemenangan Uni Soviet atas Nazi Jerman pada Perang Dunia Kedua.
Sementara Trump dan presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy tetap menyerukan penghentian permanen untuk permusuhan.
Baca Juga: Rusia: Pengakuan Atas Pencaplokan Wilayah Ukraina Syarat Mutlak Akhiri Perang
"Sekarang, sekali lagi, ada upaya manipulasi: entah kenapa, semua orang seolah-olah harus menunggu sampai 8 Mei sebelum menghentikan tembakan — hanya untuk memberikan Putin keheningan demi paradenya," kata Zelenskyy dalam sebuah pesan video di Telegram.
"Kami menghargai kehidupan manusia, bukan parade. Itulah sebabnya kami percaya - dan dunia percaya - bahwa tidak ada alasan untuk menunggu sampai 8 Mei," tambah pemimpin Ukraina itu.
Zelenskyy menekankan bahwa setiap gencatan senjata tidak boleh bersifat sementara tetapi "langsung, penuh dan tanpa syarat - setidaknya selama 30 hari untuk memastikan itu aman dan dijamin."
Baca Juga: Menlu Sergey Lavrov: Rusia Siap Negosiasi Langsung dengan Ukraina Tanpa Prasyarat
"Ini adalah landasan yang bisa mengarah pada diplomasi yang nyata," katanya. Presiden juga menekankan bahwa militer Rusia terus menyerang infrastruktur energi Ukraina.***