Pengamat Celios, Nailul Huda: Kebijakan Tarif AS Berpotensi Lemahkan Industri Teknologi Informasi di Indonesia
- Penulis : M. Ulil Albab
- Selasa, 08 April 2025 09:01 WIB

ORBITINDONESIA.COM - Ekonom sekaligus Direktur Ekonomi Digital Center of Economics and Law Studies (Celios) Nailul Huda menilai, dampak kebijakan tarif resiprokal Amerika Serikat berpotensi melemahkan sektor telekomunikasi dan teknologi informasi (TI) di Indonesia.
"Saya melihatnya kebijakan tarif impor AS akan melemahkan industri teknologi informasi atau teknologi dalam negeri. Pasalnya, industri dalam negeri kita masih belum mampu untuk memproduksi lebih jauh," kata Nailul Huda saat dihubungi ANTARA, Senin, 7 April 2025.
Menurut Nailul Huda, kebijakan tersebut berpotensi melemahkan industri teknologi informasi dalam negeri karena kemampuan produksi lokal yang masih terbatas. Penurunan permintaan ekspor dari AS dinilai dapat membuat produk dalam negeri kesulitan mencari pasar alternatif.
Baca Juga: Simak Rekaman Terlengkap Perjalanan Promedia Teknologi Indonesia Sepanjang Tahun 2022
Di sisi lain, pasar domestik justru berisiko dibanjiri produk TI dari negara lain yang juga terkena kebijakan tarif impor AS. Hal ini dikhawatirkan akan semakin menekan industri lokal yang menghadapi penurunan ekspor sekaligus persaingan dengan produk impor.
"Ini yang mengkhawatirkan bahwa industri kita tertekan dari ekspor yang turun, tapi produk dari negara lain bisa masuk ke dalam negeri," ucapnya.
Huda mengatakan, dampak lain yang perlu diwaspadai adalah pelemahan nilai tukar rupiah. Industri elektronik dan TI sangat bergantung pada impor komponen utama seperti chip, yang tidak diproduksi di dalam negeri.
Kenaikan harga impor akibat pelemahan rupiah berpotensi menghambat pertumbuhan sektor teknologi.
Huda menyarankan pemerintah untuk segera melakukan negosiasi dengan AS guna menurunkan tarif perdagangan Indonesia ke Negeri Paman Sam tersebut.
Pemerintah AS dinilai menerapkan kebijakan yang menghambat produk Indonesia masuk, sementara di sisi lain juga kerap memberlakukan "non-tariff barriers" untuk produk impor, termasuk dari Indonesia.
Menurut Huda, salah satu strategi yang bisa diambil Pemerintah adalah membangun koalisi dengan negara lain, seperti melalui BRICS untuk memperkuat posisi tawar.