Mengapa Ucapan Minal Aidzin Wal Faizin Jadi Lazim di Indonesia?
- Penulis : Abriyanto
- Selasa, 01 April 2025 06:40 WIB

Sentuhan khas
Hal yang sama tidak selalu terjadi di negara lain. Di beberapa tempat, Idul Fitri lebih bersifat individual, hanya dirayakan dalam lingkup keluarga inti. Namun, di Indonesia, ada dimensi sosial yang lebih kuat. Lebaran bukan hanya soal kemenangan pribadi dalam menjalankan ibadah, tetapi juga kemenangan bersama dalam menjaga hubungan baik dengan sesama.
Fenomena ini menunjukkan betapa dinamisnya budaya di Tanah Air dalam mengadopsi dan menyesuaikan tradisi. Islam datang ke Nusantara dengan membawa nilai-nilai universal, tetapi cara masyarakat kita menghidupkannya penuh dengan warna dan nuansa lokal.
Baca Juga: Bank Indonesia Layani Penukaran Uang Baru Periode Ramadan - Idulfitri Mulai 3 Maret 2025
Masyarakat di negeri ini tidak hanya menerima ucapan dari dunia Arab, tetapi juga memberikan sentuhan khas yang membuatnya lebih bermakna dalam kehidupan sehari-hari.
Ucapan Minal aidzin wal faizin yang dipadukan dengan “Mohon maaf lahir dan batin” adalah refleksi dari nilai-nilai masyarakat Indonesia yang menghargai hubungan sosial, kebersamaan, dan harmoni. Ia menjadi lebih dari sekadar kata-kata, tetapi juga sebuah tradisi yang menguatkan ikatan antarmanusia.
Ketika mengucapkannya kepada seseorang, ada sesuatu yang lebih dari sekadar kebiasaan. Ada harapan bahwa hubungan yang mungkin sempat retak bisa kembali utuh.
Baca Juga: Kementerian Perhubungan dan Pelni Sediakan 800 Tiket Mudik Gratis Sampit-Semarang di Libur Idulfitri
Ada keinginan untuk membuka lembaran baru dengan hati yang lebih bersih. Ada makna bahwa setelah perjalanan panjang Ramadhan, seseorang tidak hanya kembali kepada kesucian spiritual, tetapi juga kembali kepada esensi kemanusiaan untuk saling memahami, saling menerima, dan saling memaafkan.
Lalu bagaimana hukumnya mengucapkan hal tersebut? Ulama besar yang juga ahli fiqih dan dakwah terkemuka di dunia Islam, Syaikh Muhammad bin Sholih Al-‘Utsaimin rahimahullah, pernah ditanya tentang hukum mengucapkan selamat pada hari raya. Ia menjawab bahwa mengucapkan selamat diperbolehkan, dan tidak ada ucapan khusus yang diwajibkan, asalkan tidak mengandung dosa.
Selain itu, ia juga menjelaskan bahwa jabat tangan, berpelukan, dan saling mengucapkan selamat setelah shalat ‘Id diperbolehkan, karena hal itu merupakan adat dan bukan ibadah. Selama tidak ada larangan syariat, semua itu dibolehkan.
Baca Juga: Pertamina Jamin Keandalan Pasokan Energi Jelang Mudik Lewat Satgas Ramadan - Idulfitri 2025
Ucapan selamat hari raya juga diperbolehkan untuk bervariasi, seperti "Selamat hari raya" atau Taqobbalallahu minna wa minkum, termasuk Minal Aidzin wal faizin yang tidak terbatas hanya pada Idul Fitri, tetapi juga dianjurkan pada Idul Adha.