Presiden Zelenskyy: Ukraina Siap Teken Perjanjian Mineral dengan AS
- Penulis : Abriyanto
- Selasa, 04 Maret 2025 00:30 WIB

ORBITINDONESIA.COM - Presiden Volodymyr Zelenskyy pada Minggu malam, 2 Maret 2025, menyatakan Ukraina siap menandatangani perjanjian bahan mineral dengan Amerika Serikat (AS).
"Menjadi kebijakan kami untuk melanjutkan apa yang terjadi di masa lalu. Kami bersikap konstruktif," kata Zelenskyy tentang sikap Ukraina.
Zelenskyy menambahkan, jika Ukraina telah bersepakat untuk menandatangani perjanjian itu, "maka kami siap menandatanganinya."
Baca Juga: Deplu AS Hentikan Inisiatif USAID untuk Pemulihan Jaringan Energi Ukraina
Sebelumnya, Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengatakan kepada CBS News bahwa perjanjian tersebut tidak bisa ditandatangani tanpa adanya "perjanjian damai" dengan Rusia.
Surat kabar Prancis Le Figaro melaporkan, Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer telah mengusulkan gencatan senjata Rusia-Ukraina.
Saat ditanya apakah dia mengetahui usulan tersebut, Zelenskyy menjawab,"Saya tahu semuanya."
Baca Juga: Menlu Jerman Annalena Baerbock Desak Parlemen Alokasikan 3 Miliar Euro untuk Ukraina
"Saya hanya ingin sikap Ukraina didengar," kata dia, seraya menegaskan dirinya tidak menginginkan ambiguitas.
Zelenskyy juga menyampaikan pendapatnya tentang pertemuan dengan para pemimpin Eropa di London pada Minggu. Dia mengucapkan terima kasih atas dukungan kuat yang terus diberikan kepada Ukraina.
"Kami merasakan dukungan yang kuat untuk Ukraina, rakyat kami: para prajurit dan warga sipil, serta kemerdekaan kami," tulisnya di platform X.
Baca Juga: Pesawat Presiden Ukraina Zelenskyy Mendarat di Inggris Setelah Berselisih Sengit dengan Trump
Zelenskyy menegaskan bahwa persatuan Eropa saat ini berada di tingkat yang sangat tinggi. Dia menambahkan bahwa Ukraina dan para mitranya sedang membahas jaminan keamanan dan kerangka kerja untuk mencapai perdamaian yang adil.
Beberapa pertemuan dan keputusan penting akan segera diambil, kata dia.
Dalam konferensi pers sebelumnya, Zelenskyy ditanya apakah Ukraina bersedia menerima garis kontak saat ini sebagai perbatasan de facto yang baru.
Baca Juga: Rusia Sebut Kunjungan Presiden Ukraina Zelenskyy ke AS Kegagalan Politik dan Diplomatik Total
Menanggapi hal itu, dia menegaskan bahwa pembicaraan di London berfokus pada langkah awal dan dia mengatakan tidak akan mengungkapkan perinciannya sebelum kesepakatan resmi dicapai. Ukraina, kata Zelenskyy, tidak akan pernah mengakui wilayah yang diduduki Rusia sebagai bagian dari Rusia.
Menurut dia, jaminan keamanan bagi Ukraina akan mencegah agresi Rusia di masa depan. Zelenskyy mengatakan jaminan keamanan paling besar bagi negaranya adalah memiliki "tentara Ukraina yang kuat."
Dia menekankan pentingnya sekutu-sekutu Ukraina di Eropa untuk tetap bersikap bahwa Rusia adalah agresor dan menyerukan agar aset-aset Rusia yang dibekukan dipakai untuk membiayai rekonstruksi Ukraina.
Baca Juga: Menlu AS Marco Rubio: Tindakan Zelenskyy Kacaukan Upaya Penyelesaian Konflik Ukraina
Dia juga menegaskan bahwa hubungan Ukraina-AS akan terus berlanjut, meski konfrontasi antara dirinya dan Presiden AS Donald Trump di Gedung Putih Jumat lalu tidak membawa hal positif bagi kemitraan kedua negara.
Namun, dia mengungkapkan keyakinannya bahwa ketegangan dengan AS akan berlalu dan pembicaraan konstruktif di masa depan akan membawa hasil yang baik.
Terkait seruan sejumlah politisi AS agar dirinya mundur sebagai presiden, Zelenskyy menegaskan dirinya hanya akan mempertimbangkan hal itu jika pengunduran dirinya bisa menjamin keanggotaan Ukraina di NATO.
Baca Juga: Menlu AS Marco Rubio: Mencapai Perdamaian di Ukraina Lebih Utama Daripada Jaminan Keamanan
"Saya bisa ditukar dengan NATO. Jika saya mundur dan Ukraina masuk NATO, maka saya telah menyelesaikan misi saya," ujarnya.
Namun, dia menambahkan bahwa mengganti dirinya "tidak akan mudah" karena tidak cukup hanya menggelar pemilu. "Mereka harus mencegah saya ikut serta, dan itu akan sedikit lebih sulit," kata Zelenskyy.***