DECEMBER 9, 2022
Kolom

Jacob Ereste: Makan Bergizi Gratis Lebih Ideal Diselenggarakan Keluarga Siswa Seperti Usul Dedi Mulyadi

image
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi (Foto: ANTARA)

ORBITINDONESIA.COM - Sekiranya seorang ibu dapat menerima jatah uang tunai untuk program makan bergizi gratis dari pemerintah, efisiensi dan efektivitas program akan lebih maksimal pelaksanaan serta manfaatnya jika diselenggarakan oleh keluarga siswa sendiri.

Minimal kebocoran dana dalam pelaksanaan dari program makan bergizi gratis itu tidak mungkin tersunat sepeserpun, kecuali saat dana itu hendak dikucurkan. Cara pencairan dana itu bisa dilakukan setiap minggu atau sekali untuk setiap bulan berjalan.

Sehingga dapat dipastikan juga, apakah pada saat hari libur sekolah mereka tidak mendapat makan bergizi gratis itu. Sementara program makan bergizi gratis itu untuk memastikan bahwa anak-anak yang berhak mendapatkan makan bergizi itu memiliki stamina prima untuk menyerap pelajaran di sekolah.

Baca Juga: Gibran Sebut Program Makan Bergizi Gratis Ditagih Rakyat Sejak Sebelum Dilantik Wapres

Artinya, dari tatanan program pelaksanaan makan bergizi gratis, yang hanya akan diberikan saat siswa masuk sekolah, maka pada hari libur praktis mereka tidak akan memperoleh makanan bergizi itu. Padahal, untuk melakukan perbaikan gizi yang sehat, mana mungkin harus diselangi libur makan.

Sebab untuk melakukan puasa wajib saja dalam ajaran dan tuntunan agama, ada pengecualian bagi semua orang yang tidak prima. Apalagi untuk mereka yang terbilang kekurangan gizi, untuk memiliki kemampuan dan kecerdasan yang maksimal untup menyerap semua mata pelajaran.

Gagasan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi untuk memberikan dana segar langsung kepada pihak keluarga siswa untuk mengelola, meracik dan menyediakan makan bergizi gratis dari pemerintah sungguh dapat lebih efektif dan efisien.

Baca Juga: IPB University Dirikan Pusat Riset Program Makan Bergizi Gratis

Ini dipercayakan saja pelaksanaannya kepada masing-masing orang tua atau keluarga siswa, dengan petunjuk dan arahan dari petugas pemantau dan pembimbing. Mereka bisa memberi arahan, petunjuk serta bimbingan untuk memastikan menu sajian makan bergizi gratis sesuai dengan standar serta kecukupan dana yang diberikan.

Sehingga kemungkinan penyimpangan termasuk ketidaksesuaian dengan selera sang anak tidak sampai menimbulkan masalah. Sebab dari berbagai penelusuran tim dari peneliti Atlantika Institut Nusantara, ada berbagai kemungkinan ketidaksesuaian selera untuk anak-anak.

Mereka memang memiliki perbedaan selera makan, sehingga harus memilih makanan yang telah menjadi biasa disuguhkan di rumah. Demikian juga dengan porsinya yang berlebih, tidak perlu terjadi karena dapat dikompromikan terlebih dahulu bersama keluarga di rumah.

Baca Juga: Presiden Prabowo: Makan Bergizi Gratis Program Sederhana, Namun Investasi Signifikan untuk Masa Depan

Yang tak kalah penting dari teknis pelaksanaan program makan bergizi gratis dari pemerintah ini, sungguh praktis bila dipercayakan saja pengelolaannya kepada orang tua atau keluarga siswa masing-masing.

Sehingga efisiensi pengeluaran dana untuk peralatan dapur, tenaga kerja yang memasak, hingga ongkos distribusinya ke sekolah-sekolah yang sempat menjadi topik diskusi serius, sungguh rumit dan ruwet.

Belum lagi pertanggungjawaban masalah higienitas ketika disandingkan dengan sejumlah uji coba, yang sempat menimbulkan insiden keracunan dari suguhan makanan yang diklaim bergizi itu dari berbagai tempat.

Baca Juga: Anggota DPR Asal Papua, Yan Mandenas Minta Mahasiswa Tak Terprovokasi Isu Makan Bergizi Gratis

Karena itu ide cemerlang yang praktis, efektif dan efisien ini, dengan memberi dana secara berkala di muka langsung kepada orang tua siswa atau pihak kekuarga yang bertanggung jawab mengasuh anak didik tersebut, pemerintah pun dapat memperoleh nilai lebih.

Yakni, dalam meminimalisir beban tanggung jawab, efektif dan efisien. Setidaknya, budaya dari peran serta warga masyarakat sudah kita mulai dengan meningkatkan kualitas hidup generasi pewaris masa depan negeri ini.

Banten, 27 Februari 2025

Baca Juga: BNPP RI Dukung Astacita Lewat Implementasi Makan Bergizi Gratis di Kawasan Perbatasan

*Jacob Ereste, kolumnis asal Banten.***

Halaman:

Berita Terkait