IPB University Dirikan Pusat Riset Program Makan Bergizi Gratis
- Penulis : Mila Karmila
- Selasa, 11 Februari 2025 18:46 WIB

ORBITINDONESIA.COM - Institut Pertanian Bogor (IPB) University mendirikan center of excellence atau pusat riset unggulan untuk program makan bergizi gratis di Agribusiness and Technology Park (ATP), Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Rektor IPB University Prof Arif Satria mengatakan, pusat riset unggulan ini menjadi wadah khusus untuk mengembangkan dan mengujicobakan protokol inovatif dalam mengatasi berbagai tantangan dan kebutuhan baru makan bergizi gratis.
"Kami memandang bahwa program ini sangat strategis untuk peningkatan kualitas gizi anak dan ibu hamil Indonesia," kata Arif.
Baca Juga: Ahli Gizi IPB, Ali Khomsan MS: Program Makan Bergizi Gratis Dapat Turunkan Angka Stunting
IPB University mengembangkan pusat riset unggulan tersebut dengan berkolaborasi berbagai instansi, termasuk Badan Gizi Nasional (BGN) sebagai pelaksana program makan bergizi.
Arif menyebutkan IPB University ditunjuk oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) RI untuk melaksanakan riset berkaitan inovasi menu.
IPB University juga akan mengonsolidasi perguruan tinggi dalam mengembangkan pusat riset unggulan dengan dukungan Bappenas serta UNICEF.
Baca Juga: Guru Besar IPB, Yanto Santosa: Kawasan Hutan Terdegradasi Bisa untuk Pengembangan Pangan dan Energi
Kepala BGN Dadan Hindayana di tempat yang sama menyambut baik pendirian pusat riset unggulan ini.
Menteri PPN/Kepala Bappenas, Prof Rachmat Pambudi menekankan pentingnya pemantauan, evaluasi, studi dampak, serta integrasi data secara rutin dalam mengembangkan program.
UNICEF Indonesia Representative Maniza Zaman yang hadir dalam acara ini memaparkan data kondisi anak di Indonesia.
Baca Juga: Peneliti Lingkungan IPB Rizaldi Boer: Hutan Merupakan Regulator Iklim yang Harus Dijaga
Menurutnya, data menunjukkan bahwa 5 juta anak atau 21,5 persen mengalami stunting, 2 juta anak atau 8,5 persen mengalami gizi buruk, dan 1 juta anak atau 4,2 persen mengalami kelebihan berat badan.