Presiden Lebanon Joseph Aoun: Penarikan Penuh Pasukan Israel, Syarat Stabilitas Perbatasan
- Penulis : Dody Bayu Prasetyo
- Minggu, 23 Februari 2025 07:00 WIB

ORBITINDONESIA.COM - Presiden Lebanon, Joseph Aoun, menegaskan bahwa penarikan penuh Israel dari wilayah pendudukan serta pembebasan tahanan Lebanon merupakan syarat utama untuk mencapai stabilitas di sepanjang perbatasan selatan.
Menurut pernyataan resmi kepresidenan Lebanon, Joseph Aoun menerima kunjungan Senator AS Ronny Jackson di Istana Kepresidenan Baabda, sebelah timur Beirut, dengan didampingi Duta Besar Amerika Serikat, Lisa Johnson.
Dalam pertemuan tersebut, Joseph Aoun menekankan, “stabilitas di selatan dan di sepanjang perbatasan hanya dapat tercapai jika Israel menarik pasukannya dari perbukitan yang mereka duduki serta mengembalikan para tahanan Lebanon yang ditangkap selama perang terakhir.”
Baca Juga: Hadapi Agresi Israel, Lebanon Kerahkan Pasukan ke Selatan
"Posisi Lebanon dalam hal ini sudah final dan tidak bisa ditawar," tegas Aoun.
Ia kembali menyoroti bahwa “dengan terus menduduki perbukitan tersebut, Israel telah melanggar kesepakatan," sambil menekankan bahwa negara-negara yang menjadi penjamin perjanjian, terutama Amerika Serikat, harus menekan Israel agar sepenuhnya mematuhi kesepakatan tersebut.
Sementara itu, Senator Jackson mengawali pertemuan dengan mengucapkan selamat atas terpilihnya Aoun sebagai presiden.
Baca Juga: Hizbullah: Pemakaman Hassan Nasrallah Dilaksanakan di Beirut, Lebanon pada 23 Februari 2025
Dia juga menegaskan komitmennya untuk bekerja sama dengan Presiden AS Donald Trump serta para senator dan anggota kongres guna memberikan dukungan material dan perlengkapan bagi tentara Lebanon.
“Kami ingin melihat Lebanon, dan seluruh Timur Tengah, memasuki era baru yang penuh dengan perdamaian dan kemakmuran. Saya rasa saat ini hal itu sangat memungkinkan," ujar Jackson kepada para jurnalis usai pertemuan.
“Kami akan terus berupaya menjadi mediator antara kepemimpinan Lebanon dan Israel. Kami ingin perbatasan ditetapkan secara jelas, Lebanon memiliki kendali penuh atas perbatasannya, tetapi kami juga ingin perbatasan tersebut tetap aman,” tambahnya.
Baca Juga: Lebanon Bentuk Pemerintahan Baru untuk Pertama Kalinya Sejak 2022
Pada Selasa, tentara Israel menarik diri dari beberapa kota di Lebanon selatan, namun masih mempertahankan kehadiran militer di lima pos perbatasan.
Sejak 27 November, gencatan senjata rapuh telah berlaku di Lebanon, mengakhiri berbulan-bulan saling serang antara Israel dan kelompok Hizbullah yang meningkat menjadi konflik berskala penuh sejak September lalu.
Meski gencatan senjata telah berlangsung, Israel tercatat melakukan hampir 1.000 pelanggaran, yang menyebabkan puluhan warga Lebanon tewas dan terluka, termasuk perempuan dan anak-anak.
Baca Juga: Israel Serang Perbatasan Suriah - Lebanon, Melanggar Gencatan Senjata
Berdasarkan perjanjian gencatan senjata, Israel seharusnya menarik diri sepenuhnya dari Lebanon selatan pada 26 Januari. Namun, batas waktu itu diperpanjang hingga 18 Februari setelah Israel menolak untuk mematuhi kesepakatan.***