Tentara Israel Mundur dari Kota Tammum Setelah Sepekan Menyerang Kota di Tepi Barat
- Penulis : Dody Bayu Prasetyo
- Minggu, 09 Februari 2025 07:15 WIB

ORBITINDONESIA.COM - Tentara Israel mundur dari kota Tammun di Tepi Barat pada Sabtu, 8 Februari 2025, setelah melakukan serangan selama sepekan, menurut seorang pejabat setempat.
"Pasukan Israel tiba-tiba dan dengan cepat menarik diri, serta mengosongkan semua rumah yang sebelumnya mereka jadikan barak militer setelah mengusir penghuninya," kata Wali Kota Tammun, Najeh Bani Odeh, kepada Anadolu.
Ia menambahkan bahwa pasukan Israel meninggalkan jejak kehancuran di kota tersebut setelah operasi militernya.
Baca Juga: Peace Now: 2.749 Unit Permukiman Yahudi Baru Akan Dibangun Israel di Tepi Barat Dalam Enam Pekan
Menurut saksi mata, meskipun tentara Israel telah meninggalkan kota, pasukannya masih dikerahkan di sekitar wilayah tersebut.
Sementara itu, pasukan Israel masih beroperasi di kamp pengungsi Al-Far’a, yang terletak di selatan Tubas, Tepi Barat bagian utara, menurut seorang aktivis lokal.
"Pasukan pendudukan terus menyerbu kamp, menggerebek rumah-rumah, mengusir warga Palestina, dan mengubah tempat tinggal mereka menjadi barak militer," ujar Khaled Mansour kepada Anadolu.
Baca Juga: Palestina Meminta Otoritas Baru AS Turun Tangan Atasi Situasi Keamanan di Tepi Barat
Ia juga menyebut bahwa pasukan Israel masih mempertahankan blokade jalan di sekitar kamp, sehingga secara efektif menutup akses keluar-masuk dan membatasi pergerakan warga.
Serangan terhadap Tammun merupakan bagian dari operasi militer besar-besaran Israel yang dimulai pada 21 Januari di Jenin dan kamp pengungsinya, yang menewaskan 25 warga Palestina.
Pada 27 Januari, serangan tersebut meluas ke Tulkarem dan menewaskan sedikitnya empat warga lain Palestina.
Baca Juga: Meski Ada Gencatan Senjata di Gaza, Tentara Israel Lanjutkan Operasi Militer di Jenin, Tepi Barat
Peningkatan agresi Israel itu terjadi setelah perjanjian gencatan senjata dan pertukaran tahanan di Gaza pada 19 Januari, setelah lebih dari 15 bulan pengeboman Israel yang telah menewaskan hampir 48.200 warga Palestina dan menghancurkan wilayah Jalur Gaza.