Inilah Mobil Mewah dan Uang Rp56 Miliar yang Disita KPK dari Rumah Ketua Umum Pemuda Pancasila Japto Soerjosoemarmo
- Penulis : Krista Riyanto
- Jumat, 07 Februari 2025 17:37 WIB

ORBITINDONESIA.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyita beberapa mobil mewah sewaktu menggeledah rumah Ketua Umum Pemuda Pancasila Japto Soerjosoemarno berkait perkara gratifikasi oleh mantan bupati Kutai Kartanegara Rita Widyasari.
Penyidik menyita 11 unit mobil dengan beragam jenis, di antaranya Jeep Gladiator Rubicon, Landrover Defender, Toyota Land Cruiser, Mercedez Benz, Toyota Hilux, Mitsubishi Coldis, dan Suzuki.
Menurut Juru Bicara KPK Tessa Mahardhika ketika dikonfirmasi di Jakarta, Jumat.
Baca Juga: Wanda Hamidah Singgung Anies Baswedan dan Japto dalam Pengosongan Rumahnya
Selain mobil, penyidik KPK juga menyita uang dalam mata uang rupiah dan asing senilai Rp56 miliar, dokumen, dan barang bukti elektronik.
"Semua yang disita tersebut diduga terkait perkara tersebut di atas dan akan ditelaah lebih lanjut," ujar Tessa.
Menurutnya, penggeledahan dilakukan berdasarkan surat perintah penyidikan (sprindik) dugaan penerimaan gratifikasi oleh tersangka Rita Widyasari.
KPK saat ini juga sedang menyidik perkara tindak pidana pencucian uang (TPPU) dengan tersangka Bupati Kutai Kartanegara periode 2010–2015 Rita Widyasari (RW).
Dalam penyidikan tersebut, KPK menyita 91 unit kendaraan dan berbagai benda bernilai ekonomi tinggi lainnya.
Penyidik KPK juga menyita lima bidang tanah dengan luas total mencapai ribuan meter persegi dan 30 jam tangan mewah dari berbagai merek.
Baca Juga: Geledah Rumah Ketua Umum Pemuda Pancasila Japto Soerjosoemarmo, KPK Sita 11 Mobil
Sebagian besar barang sitaan tersebut sekarang ini dititipkan di Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan) KPK di Cawang, Jakarta Timur, dan juga di beberapa tempat lain di Samarinda, Kalimantan Timur, dalam rangka perawatan.
Barang sitaan tersebut juga akan ditelusuri asal-usulnya sebagai bagian dari penyidikan dan melalui proses pengadilan akan dirampas untuk negara dalam rangka asset recovery atau pemulihan kerugian keuangan negara.
KPK juga telah merampungkan perkara gratifikasi yang melibatkan Rita Widyasari, dan sedang menyidik perkara TPPU sebagai bagian dari pengembangan perkara gratifikasi tersebut untuk mengoptimalkan asset recovery atau mengembalikan hasil korupsi tersebut kepada negara.
Rita Widyasari masih menjalani vonis 10 tahun penjara sejak tahun 2017.
Dalam kasus ini, Rita juga dihukum membayar denda Rp600 juta subsider 6 bulan kurungan karena terbukti menerima uang gratifikasi sebesar Rp110.720.440.000 terkait perizinan proyek dinas di Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. ***