Puisi
Puisi Esai Denny JA: Mohammad Hatta dan Korupsi yang Menggila
- Jumat, 07 Februari 2025 07:18 WIB
![image](https://img.orbitindonesia.com/2025/02/07/20250207072343IMG-20250207-WA0000_copy_800x450.jpg)
Ilustrasi (Istimewa)
-000-
Perhimpunan Indonesia membuka jalan.
Bukan lagi sekadar pelajar,
ia menjelma penyulut api.
Di antara hitam-putih halaman,
ia melihat warna kemerdekaan.
Tetapi angka di buku tak cukup.
Ia butuh suara,
perlu perkumpulan.
Sumpahnya lebih tajam dari baja.
Namun di balik semangat, ada wajah ibunya—
menunggu di batas senja,
dengan kebanggaan, juga kecemasan.
Ia tahu, langkahnya tak lagi milik dirinya.
-000-
Lalu, suatu malam, ia dijemput.
Belanda menyebutnya pemberontak.
Itu era mencintai tanah air sendiri adalah dosa.
Aku di dekatnya.
Melihatnya di ruang sidang.
Ia berdiri sendiri,
tanpa perisai, tanpa pasukan,
hanya dengan kata yang ia asah setajam pedang.
Serunya menembus dinding pengadilan.