DECEMBER 9, 2022
Internasional

Emir Qatar Berharap Gencatan Senjata Gaza Akhiri Penghancuran, Pembunuhan

image
Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani (Foto: ANADOLU)

ORBITINDONESIA.COM - Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani berharap, perjanjian gencatan senjata Gaza dapat membantu mengakhiri penderitaan rakyat di wilayah kantong Palestina itu.

“Kami berharap pengumuman perjanjian gencatan senjata di Gaza dapat membantu mengakhiri agresi, kehancuran, dan pembunuhan di Jalur Gaza dan wilayah Palestina yang diduduki, tulis Emir Qatar di akun X miliknya, Rabu, 15 Januari 2025.

Gencatan senjata Gaza itu juga diharapkan menandai awal dari fase baru di mana perjuangan yang adil ini tidak lagi terpinggirkan, dengan upaya serius untuk mencapai solusi yang adil sesuai dengan legitimasi internasional, kata Emir Qatar lebih lanjut.

Baca Juga: Media: Hamas Siap Teken Kesepakatan Awal Gencatan Senjata Gaza dengan Israel

Sheikh Tamim menekankan bahwa “peran diplomatik Qatar dalam mencapai perjanjian ini adalah kewajiban kemanusiaan kami sebelum menjadi kewajiban politik, dan kami berterima kasih kepada Mesir dan Amerika Serikat atas upaya mereka yang berharga.”

Perdana Menteri sekaligus Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al-Thani memastikan perjanjian tersebut dalam konferensi pers di ibu kota Doha, yang akan mulai berlaku Ahad, 19 Januari 2025.

Ia menjelaskan bahwa fase pertama kesepakatan akan berlangsung selama 42 hari dan mencakup pembebasan 33 tahanan Israel sebagai imbalan atas sejumlah tahanan Palestina.

Baca Juga: Kementerian Pendidikan: 12.329 Siswa Palestina Terbunuh Sejak Awal agresi Israel di Gaza dan Tepi Barat

Pengumuman kesepakatan gencatan senjata tersebut disampaikan pada hari ke-467 berlangsungnya genosida Israel terhadap Gaza, yang telah menewaskan dan melukai lebih dari 156.000 warga Palestina, sebagian besar di antaranya perempuan dan anak-anak.

Perang ini juga telah menyebabkan lebih dari 11.000 orang hilang, kehancuran besar-besaran, dan krisis kemanusiaan yang telah merenggut nyawa banyak orang tua dan anak-anak, menjadikannya salah satu bencana kemanusiaan global terburuk dalam sejarah modern.***

Berita Terkait