DECEMBER 9, 2022
Teknologi

Lebih dari 60 Universitas di Jerman Tak Mau Lagi Pakai Platform X Karena Dianggap Antidemokrasi

image
Ilustrasi platform X yang ditolak sejumlah universitas di Jerman (Foto: Tweet Delete)

ORBITINDONESIA.COM - Lebih dari 60 universitas dan lembaga pendidikan tinggi di Jerman, Sabtu, 11 Januari 2025, telah mengumumkan pengunduran diri mereka dari X, karena platform media sosial itu dinilai telah gagal dalam mendukung nilai-nilai seperti keberagaman, kebebasan, dan pencapaian akademik.

Dalam pernyataan bersamanya, universitas-universitas Jerman tersebut mengecam platform yang sebelum diambil alih Elon Musk bernama Twitter itu karena menyebarkan konten populis sayap kanan. Realitas ini "tidak dapat diterima."

"Keputusan ini mengirimkan sinyal jelas yang mendukung komunikasi berbasis fakta dan menentang kekuatan anti-demokrasi," kata pernyataan universitas Jerman itu.

Baca Juga: Muenster, Kota Sekularisasi di Jerman

Achim Zolke, juru bicara Universitas Heinrich Heine di Dusseldorf, yang mempelopori kampanye tersebut, mengatakan dalam setiap jam, semakin banyak universitas yang bergabung dengan gerakan ini.

Sementara itu, Silke Engel, juru bicara Universitas Potsdam, menyoroti perubahan terkini dalam pengoperasian dan fungsionalitas platform tersebut. Dia mengkritik algoritma X karena mengganggu distribusi informasi dan mengarahkan diskusi.

Engel juga mengecam kurangnya pengawasan dengan kedok kebebasan berbicara, seraya mengatakan bahwa hal itu mendorong ujaran kebencian, disinformasi dan manipulasi.

Baca Juga: Gangguan Komputer Masif Terjadi di Semua Bandara Jerman, Terpaksa Kerja Manual

Di antara universitas yang meninggalkan X adalah Universitas Dusseldorf Heinrich Heine, Universitas Freie Berlin, Universitas Humboldt, Universitas Heidelberg, Universitas Muenster, Universitas RWTH Aachen, Universitas Olahraga Jerman Cologne, dan Universitas Eropa Viadrina Frankfurt (Oder).

Langkah itu dilakukan setelah dukungan vokal Musk terhadap partai sayap kanan Alternatif untuk Jerman (AfD), beberapa pekan sebelum pelaksanaan pemilihan umum Jerman bulan depan.

Dukungan pendiri Tesla yang menjadi sekutu Presiden terpilih AS Donald Trump itu telah menuai kecaman dari para pemimpin Jerman karena dituduh ikut campur dalam urusan pemilu Jerman.

Baca Juga: Kanselir Jerman Olaf Scholz Tolak Seruan Trump Naikkan Anggaran NATO Jadi 5 Persen dari PDB

Sejak Musk mengambil alih X dan mencabut sebagian besar kendalinya terhadap disinformasi dan ujaran kebencian, platform tersebut telah mengalami eksodus besar-besaran pengguna.***

Berita Terkait