Muenster, Kota Sekularisasi di Jerman
- Penulis : M. Imron Fauzi
- Sabtu, 04 Januari 2025 07:36 WIB
Oleh Luthfi Assyaukanie*
ORBITINDONESIA.COM - Tahun 2007 saya diundang ke sebuah seminar di Stuttgart, Jerman. Itu kunjungan kedua saya ke Jerman.
Dari Stuttgart saya mengunjungi beberapa kota, termasuk ke Muenster, memenuhi undangan teman-teman Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) di sana. Ada beberapa diskusi dan pertemuan yang kami lakukan di kota indah itu.
Baca Juga: Mobil Terobos dan Tabrak Kerumunan Pengunjung Pasar Natal Magdeburg, Jerman, 2 Orang Tewas
Muenster adalah salah satu kota favorit saya, selain Berlin dan Karlsruhe. Bukan hanya landskap kotanya cantik, tapi Muenster menyimpan begitu banyak sejarah.
Kota ini pernah menjadi bagian penting the Holy Roman Empire dan tempat yang mengakhiri perang saudara (perang agama) di Eropa. Di Muenster, Perjanjian Westphalia ditandatangani.
Dalam sejarah politik modern, Perjanjian Westphalia dianggap krusial, karena melahirkan gagasan sekularisasi, pemisahan agama dan negara. Sumber konflik dan perang di Eropa, salah satunya adalah agama.
Baca Juga: Arab Saudi Kecam Insiden Mobil Tabrak Kerumunan di Magdeburg, Jerman yang Tewaskan 5 Orang
Selama 30 tahun negara-negara Eropa berperang, antara Katolik dan Protestan, juga antara berbagai kelompok dalam Gereja Protestan. Dengan Perjanjian Westphalia, tak ada lagi konflik atas nama agama. Karena agama sudah dipisahkan dari negara.
Muenster adalah salah satu kota Katolik di Jerman. Ada sebuah gereja besar yang masih memasang kurungan manusia di atas menaranya. Dulu, kurungan itu untuk menjemur orang-orang Protestan, hingga tewas.
Saya bertanya kepada seorang teman, "mengapa kurungan manusia itu masih digantung di sana, tidak diturunkan?". Dia menjelaskan: " Agar generasi sekarang selalu ingat betapa jahatnya agama."
Baca Juga: Jerman Umumkan Paket Senjata Baru untuk Ukraina, Termasuk Tank Leopard dan Howitzer
*Luthfi Assyaukanie adalah akademisi. ***