Pertunjukan Mahakarya Randai III Siti Manggopoh Garapan Sumbar Talenta dan GEMUMI Sukses dan Memukau
- Penulis : M. Ulil Albab
- Minggu, 12 Januari 2025 06:10 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Pertunjukan Mahakarya Randai III Kisah Perjuangan Siti Manggopoh yang digelar Yayasan Sumbar Talenta bersama Gerakan Mudo Minang (GEMUMI) di Teater Gedung Perfilman Usmar Ismail Jakarta berlangsung sukses dan memukau penonton.
Selama kurang lebih dua setengah jam, Sabtu,11Januari 2025 malam, pertunjukan yang didukung sanggar Tari Sofyani, KMM UNJ, KMM PNJ, Randai in Bogor dan Bupati Agam ini dimulai pukul 19.30 WIB. Ia mendapat aplus dan apresiasi penonton.
Penonton yang hadir antara lain Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia Sugeng Haryono, Duta Besar Indonesia untuk Kuwait diwakili Raden Muhammad Arif, Bupati Agam, Andri Warman, Penasehat Ikatan Keluarga Srikandi Manggopoh (IKSM) Jakarta Hj. Aragar Putri Deli.
Baca Juga: Bupati Agam Membuka Diskusi Mengenang Siti Manggopoh di XD Cafe Padang
Juga, anggota DPRD Sumbar Ridwan Datuak Tumbijo yang juga Ketua Kerapatan Adat Nagari (KAN) Manggopoh, Wali Nagari Manggopoh Zahmas Ari, Tuanku Sidi, Ketua Bamus Nagari Manggopoh Erigus Rimal Dt. Jalo Anso, ketua Forum Siti Manggopoh, Basnurida, Ketua IKSM Jakarta Mukti Ali, Sekretaris DPD Satupena Armaidi Tanjung, ketua Forum Limpapeh rumah Gadang dan undangan lainnya.
Bupati Agam Andri Warman merasa sangat bangga perjuangan Siti Manggopoh bisa tampil dalam pertunjukkan Mahakarya Randai III ini. “Pertunjukkan ini tentunya mengisahkan tokoh perempuan dari Agam yang terkenal berani melawan penguasa kolonial Belanda tahun 1908,” kata Andri Warman.
Pertunjukan randai Siti Manggopoh adalah paket lengkap seni tradisi Minang yang terdiri unsur tari, dendang, musik, silat dan drama yang menampilkan tari Pasambahan, tari Galombang, Randai Kreasi, Teater Dendang Minang, musik tradisional, tari Indang, tari Piriang, silat tradisional.
Baca Juga: Sumbar Talenta Indonesia Dapat Penghargaan dari Darianto Harsono, Konsul Jenderal RI, Istanbul
Pertunjukan randai yang melibatkan 100 pemain, terdiri dari 50 orang inti dan pendukung 50 orang. Tampil sebagai sutradara kawakan Jose Rizal Manua dan Joharsen, ketua acara Agus Siswanto, pengawas Andha Zulfirman dan pengarah acara Sastri Bakry.
Ketua acara Agus Siswanto berterima kasih atas dukungan semua pihak sehingga pertunjukan bisa berjalan sukses dan mendapat apresiasi dari penonton. Padahal persiapan pertunjukan ini paling pendek waktunya, tapi paling ramai pesertanya.
Selain itu, juga suasana panggung lebih komplit. Biasanya persiapan pertunjukkan mencapai 8 bulan. Namun kali ini pertunjukan Mahakarya Randai III ini hanya 3 bulan. “Ini berkat komitmen dan kesungguhan seluruh tim sehingga mampu menghasilkan karya yang terbaik,” kata Agus.
Baca Juga: Forum Siti Manggopoh dan Taty Westhoff Diskusikan Kegelisahan Perempuan Minang di Era AI
Founder Sumbar Talenta Sastri Bakry menyebutkan, penampilan para pemain luar biasa. Semua penonton memuji di akhir pertunjukan. “Anak-anakku, kalian hebat semua. Tetap jaga spirit agar bisa melahirkan mahakarya randai berikutnya,” tutur Sastri Bakry usai acara pertunjukkan.
Kepala BPSDM Kemendagri Sugeng Haryono mengungkapkan penampilan randai yang luar biasa. BPSDM Kemendagri sangat mengapresiasi pertunjukan ini. “Suatu saat nilai-nilai yang muncul dalam pertunjukkan ini dapat dikembangkan, bisa memberikan inspirasi dalam kehidupan sekarang dan masa depan. Karya seperti ini harus disebarluaskan ke seluruh Indonesia,” tuturnya.
Anggota DPRD Sumbar Ridwan Datuak Tumbijo yang juga Ketua KAN Manggopoh mengatakan, sebuah kebanggaan bisa hadir dan menyaksikan langsung pertunjukan Mahakarya Randai III Siti Manggopoh ini. Pertunjukan yang luar biasa, hasil mahakarya dari sutradara yang luar biasa pula. Dengan begitu banyak pelaku seni yang terlibat dalam pertunjukkan ini.
Baca Juga: Konser Puitika Nusantara di Kota Padang, Rayakan 20 Tahun Sumbar Talenta Berlangsung Meriah
“Judul pertunjukkan yang luar biasa, mengangkat kisah perjuangan dan penindasan oleh penjajah kolonial Belanda. Perjuangan yang digerakkan oleh seorang perempuan. Bagi kami di Manggopoh menyebutnya Mande Siti. Ini adalah sebuah perjuangan pergerakan yang heroik. Memang patut kita turunkan melalui generasi ke generasi. Kisah perjuangan beliau tempuh tidaklah dengan mudah. Beliau sempat ditahan Belanda, suaminya dibuang ke Menado dan hidup dengan keprihatinan"
Gedung Pusat perfilman Usmar Ismail ini tetap penuh. Penonton merasa puas dan tak beranjak hingga berakhirnya acara.***