DECEMBER 9, 2022
Humaniora

Forum Siti Manggopoh dan Taty Westhoff Diskusikan Kegelisahan Perempuan Minang di Era AI

image
Para peserta diskusi tentang Kegelisahan Perempuan Minang di Era Artificial Intelligence, Selasa, 3 November 2024 di Mushala Al Hakim (Foto: Istimewa)

ORBITINDONESIA.COM - Forum Siti Manggopoh (FSM) dan Taty Westhoff, diaspora Minang Belanda, membincang isu penting dalam diskusi tentang Kegelisahan Perempuan Minang di Era Artificial Intelligence, Selasa, 3 November 2024 di Mushala Al Hakim.

Taty Westhoff, penggerak budaya Minang di Den Haag Belanda yang masih kental Minangnya membagi pengalaman selama 44 tahun di Belanda.

Ia menceritakan bahaya kemajuan teknologi yang tidak diikuti dengan ilmu, agama dan menjaga akar budaya Minang akan berbahaya bagi diri sendiri maupun lingkungan.

Baca Juga: Pilkada Riau 2024: Ikatan Keluarga Minang Riau Deklarasi Dukung Abdul Wahid-SF Hariyanto

"Di Belanda, negeri yang dikatakan maju dalam banyak hal ternyata banyak korban yang bunuh diri karena dipermalukan lewat artificial intelligence, yang gambarnya seolah-olah dirinya tampil tidak sopan, sehingga membuat remaja merasa malu dan membunuh dirinya karena tak kuat secara mental dibully teman-temannya," ujarnya.

"Maka kita harus hati-hati dengan kemajuan teknologi terutama ibu-ibu. Jangan terpukau dengan keindahan buatan yang bersifat semu. AI adalah alat mempercepat kerja kita, bukan AI memperalat kita. Perhatikan anak kita, ajar ilmu agama, moral dan etika serta budaya ABS SBK," kata Taty.

Taty Westhoff sempat menangis menceritakan kecintaannya terhadap ranah Minang. Meski jauh di rantau, ia tetap merawat tradisi Minang dalam keluarga dan lingkungan. Kadang-kadang orang-orang di rantau merasa bangga dengan Minang tapi banyak di ranah yang tak bangga lagi dengan keMinangannya. 

Baca Juga: Pilkada Jakarta 2024: Forum Perantau Minang Jakarta Deklarasi Dukung Pramono Anung-Rano Karno

Kegelisahan Mande Taty disambut solusi oleh Zaleka Hutagalung, praktisi hukum dan Novalinda yang juga bertindak sebagai moderator.

Demikian juga Ketua Forum Siti Manggopoh, Basnurida, yang mengungkapkan dan sepakat bahwa kewaspadaan perlu ditingkatkan bagi generasi muda dan memahami dari segi etika, moral dan hukum untuk menjawab kegelisahan tersebut. 

Basnurida dan ketua panitia, Wisye Paula Deja merasa bangga dan bahagia karena pembicara yang datang jauh-jauh dari Belanda mau berbagi ilmu dengan ikhlas untuk memberikan solusi atas kegelisahan perempuan. Semua peserta yang hadir lebih kurang 50 orang dari berbagai profesi terutama anggota FSM dan wartawan cukup antusias mengikuti acara bincang santai tersebut. 

FSM adalah sebuah komunitas sosial yang terinspirasi pejuang wanita Minang Siti Manggopoh, yang terus menyuarakan nilai kejuangan Siti yang disesuaikan dengan kondisi kekinian dalam melawan arus artificial intelligence (kecerdasan buatan) yang mencemaskan. 

Halaman:
1
2

Berita Terkait