DECEMBER 9, 2022
Humaniora

Bupati Agam Membuka Diskusi Mengenang Siti Manggopoh di XD Cafe Padang

image
Suasana diskusio tentang Siti Manggopoh (Foto: Satupena Sumbar)

ORBITINDONESIA.COM - Bupati Agam yang diwakili Kepala Dinas Kominfo Agam, Syatrio membuka secara resmi Diskusi Mengenang Siti Manggopoh yang diselenggarakan Forum Siti Manggopoh pada Kamis, 20 Juni 2024 di XD Cafe, Jalan Samudra Padang. 

Syatrio menyampaikan pesan Bupati yang sangat mengapresiasi perjuangan mande Siti dalam melawan Belanda. Keberanian perjuangan Siti Manggopoh tak banyak yang tahu.

Karena itu upaya upaya mengangkat kisah heroik Mande Siti itu perlu terus dilakukan sebagai upaya menghargai sejarah Siti Manggopoh, tidak hanya di Manggopoh tetapi juga di Padang, bahkan nasional. 

Baca Juga: Diskusi Satupena, Sastri Bakry: Ajang Kesenian dan Budaya Itu Bukan Cuma Mengajukan Proposal

Hal tersebut juga dibenarkan oleh Syaifullah, kepala Dinas Sosial Sumbar yang menyempatkan hadir dalam. acara tersebut. Ia bahkan mengatakan akan memfasilitasi proses perjuangan ke tingkat nasional agar Siti diakui sebagai pahlawan nasional. 

"Kami sudah banyak mengusulkan  pejuang kita agar diakui sebagai pahlawan nasional, hanya saja nasib belum sepenuhnya berpihak pada kita, mungkin karena pahlawan nasional itu paling banyak dari Sumbar. Tetapi kita akan tetap berusaha berjuang untuk pengakuan itu," imbuhnya lagi. 

Menurut Ketua Forum Siti Manggopoh (FSM), Basnurida, acara ini sengaja digelar untuk mengenang kembali perjuangan Mande Siti agar seluruh anggota dan pengurus FSM tahu siapa Siti dan sepak terjangnya. 

Baca Juga: Sastri Bakry dan Vani Talenta Tampil pada Pertemuan Para Penulis dan Pemikir Dunia di India

"Juni ini momen perjuangan Siti. Perang Manggopoh itu terjadi tanggal 16 Juni tahun1908. Kami sengaja mengundang Bundo Sastri Bakry, sebagai narasumber karena beliau salah seorang penulis buku Siti Manggopoh dan beliau juga pembina FSM. Kami berharap semangat Siti akan menjadi penyemangat kami," lanjutnya.

Siti digambarkan sebagai perempuan pemberani, mandiri, cantik tapi perkasa, anggun dan bermata tajam, berani dan cepat bertindak, cerdas dan elok budi dan berpendirian teguh. 

Ayah ibu Siti, Sutan Tariak dan Mak Kipap, membiarkan Siti tumbuh dalam keluarga yang membebaskan keputusan hidupnya sendiri

Baca Juga: Sastri Bakry: Beban Berat Ibu dan Anak

Teman bermainnya laki-laki Majo Ali, Dullah, Udin dan  Rasyid, (kemudian Rasyid pergi merantau kelak menjadi suaminya).

Ia bermain dengan laki-laki hingga jauh sampai ke pantai Tiku. Hal itu juga disebabkan kakaknya lima orang lelaki bergaul dengan lelaki adalah hal biasa.

Keberanian Siti muncul karena melihat penindasan oleh penjajah yang zalim. Apalagi ia didukung dan mempunyai visi yang sama dengan Rasyid, suaminya. Pijakan bergeraknya adalah agama dan adat yang dipelajarinya di surau. 

Baca Juga: Sastri Bakry: IMLF-2 Sukses, Delegasi Belasan Negara Sampaikan Kesan dan Apresiasi di Berbagai Media Sosial 

Ia tidak pernah dibedakan oleh lingkungan karena faktor keperempuanannya sejak kecil. Tak aneh jika Siti pandai basilek. Basilek kato, basilek rago, basilek kapalo. 

Acara berakhir dengan tanya jawab antusias dari peserta dari berbagai lapisan, termasuk bundo kanduang dan anggota Forum Siti Manggopoh. Hal itu membuat Wevy, pembina FSM merasa bahagia karena satu kegiatan FSM yang telah dirancang berjalan dengan sukses. ***

Sumber: Satupena Sumatra Barat

Berita Terkait