Catatan Denny JA: Kutukan yang Diwariskan Turun Temurun
- Jumat, 27 Desember 2024 09:35 WIB
Dari generasi ke generasi, keluarga ini mengalami siklus kebahagiaan dan tragedi, cinta dan pengkhianatan, kemakmuran dan kehancuran.
José Arcadio Buendía dan Úrsula Iguarán, pasangan penuh idealisme, memimpin sekelompok kecil untuk meninggalkan kampung halaman. Mereka terobsesi membangun kota baru bernama Macondo di tengah hutan belantara.
Mereka berharap dapat menciptakan masyarakat utopis yang bebas dari dosa masa lalu. Namun, bayang-bayang kutukan keluarga terus menghantui mereka.
Ibu Úrsula memperingatkan bahwa keturunan mereka mungkin lahir dengan ekor babi sebagai tanda dosa inses. José dan Úrsula adalah sepupu. Masih ada ikatan darah keluarga di antara mereka.
Meskipun ketakutan itu tidak terwujud secara harfiah, penderitaan muncul dalam bentuk lain. Anak-anak mereka mewarisi obsesi dan kesepian yang mendalam.
Kolonel Aureliano Buendía, salah satu putra mereka, menjadi pejuang revolusi yang terasing, menghabiskan hari-harinya membuat ikan emas dalam kesendirian.
Saudaranya, José Arcadio, terjerumus dalam kehidupan liar yang berakhir tragis. Generasi berikutnya pun tidak luput dari penderitaan, soal cinta terlarang dan takdir yang berulang menandai kehidupan mereka.
Seolah-olah kutukan itu menemukan cara lain untuk mewujudkan dirinya.
Macondo, yang dibangun sebagai tempat harapan, perlahan menjadi panggung tragedi keluarga Buendía. Di sana, kesepian dan penderitaan diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Kutukan ternyata punya 1.000 wajah. Ia tidak selalu berbentuk fisik, tetapi dapat hadir dalam jiwa dan takdir yang tak terelakkan.