Serba-serbi Seruan dan Harapan Para Pemimpin Dunia di Momen Natal 2024
- Penulis : M. Ulil Albab
- Kamis, 26 Desember 2024 02:20 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Hari Natal pada hari ini, 25 Desember 2024, dirayakan oleh Umat Kristiani di seluruh dunia, termasuk oleh para pemimpin negara.
Sayangnya, meski disambut gegap gempita, masih terdapat konflik dan gejolak di sejumlah negara yang menarik perhatian masyarakat dunia dan mendorong para pemimpin dunia untuk menyampaikan seruan dan harapannya selama Natal.
Berikut adalah seruan dan harapan yang disampaikan oleh sejumlah pemimpin selama perayaan Natal 2024, dikutip dari berbagai sumber.
Baca Juga: Gereja Katedral Jakarta Gelar Lima Kegiatan Misa dalam Peringatan Natal 2024
1. PM Inggris harapkan perdamaian di Timur Tengah
Perdana Menteri Inggris pada Selasa, 24 Desember 2024, mengungkapkan harapannya terhadap terwujudnya perdamaian di Timur Tengah dan "masa depan yang lebih cerah bagi setiap orang" pada Natal kali ini.
"Natal ini, saya mengharapkan perdamaian, khususnya di Timur Tengah yang menjadi tempat lahirnya kisah Natal," kata Keir Starmer dalam pesan Natal pertamanya sebagai perdana menteri.
Baca Juga: Layanan Paspor Khusus Keadaan Mendesak Tetap Buka Ketika Natal
Ia mengatakan Natal adalah waktu bagi orang-orang untuk mengingatkan diri mereka sendiri tentang hal yang benar-benar penting: "Keluarga. Persahabatan. Dan persaudaraan di antara semua orang."
"Saya ingin melihat semua orang merasakan masa depan yang lebih baik dan cerah, serta merayakan hari-hari yang penuh kegembiraan dan keajaiban selama Natal," tambahnya.
Pernyataan PM Inggris itu disampaikan saat Kawasan Arab mengalami perkembangan signifikan yang menarik perhatian global, mulai dari genosida Israel yang masih berlangsung di Jalur Gaza, situasi keamanan di Lebanon di tengah pelanggaran Israel terhadap perjanjian gencatan senjata, dan jatuhnya rezim Bashar al-Assad di Suriah.
Baca Juga: PLN Siapkan Daya Mampu Pasok 53 Gigawatt pada Natal 2024 dan Tahun Baru 2025
Israel melanjutkan operasi darat berskala besar di Gaza utara sejak 5 Oktober untuk mencegah kelompok perlawanan Hamas Palestina berkumpul kembali. Namun, warga Palestina menuding Israel berusaha menduduki wilayah tersebut dan menggusur paksa penduduknya.
Sejak saat itu, tidak ada bantuan kemanusiaan yang cukup, termasuk makanan, obat-obatan, dan bahan bakar, yang diizinkan masuk ke daerah tersebut, sehingga menyebabkan penduduk yang di sana berada di ambang kelaparan yang mengancam.
2. Seruan damai, persatuan dari para pemimpin Afrika
Baca Juga: Garuda Indonesia Terbangkan 77.552 Penumpang pada Periode Puncak Arus Natal dan Tahun Baru
Para pemimpin Afrika pada Rabu menyerukan perdamaian dan persatuan saat umat beragama di seluruh negara di benua itu merayakan Hari Natal.
"Semoga hari penuh cinta, persatuan, rekonsiliasi, dan perdamaian mewarnai tahun mendatang," kata Presiden Zambia Hakainde Hichilema dalam pidato kenegaraan yang disiarkan di televisi.
Menjelang hari raya umat Kristiani tersebut, Hichilema pada Selasa memberikan grasi kepada 759 tahanan dan meringankan hukuman bagi 17 lainnya.
Baca Juga: Jemaat dari IKN Ikut Ibadah Misa Natal di Gereja Santa Theresia Balikpapan
Selain Hichilema, Presiden Sudan Selatan Salva Kiir Mayardit juga menghimbau semua orang untuk mendorong perdamaian dan persatuan selama perayaan Natal.
"Jadikanlah hari raya ini sebagai momentum untuk bersatu dalam komitmen bersama guna mewujudkan Sudan Selatan yang damai, sejahtera, dan bersatu," katanya.
"Saat kita merayakan Natal ini, marilah kita sampaikan pesan perdamaian dan harapan di hati kita untuk menyambut Tahun Baru," kata Kiir dalam pidato kenegaraan kepada rakyatnya.
Baca Juga: Misa Natal di Gereja di Sumatra Barat Berjalan Lancar dan Aman
Pemerintah "berkomitmen untuk memastikan lingkungan yang damai dan aman, tidak hanya selama perayaan tetapi untuk sepanjang tahun," janjinya.
Presiden Namibia Nangolo Mbumba juga mengimbau rakyatnya untuk "berbagi dan peduli di bawah bendera 'satu Namibia, satu bangsa'."
"Saat banyak dari kita menikmati waktu istirahat yang cukup, janganlah kita melupakan mereka yang terus bekerja tanpa lelah untuk menjaga negara kita tetap aman dan berfungsi," katanya.
Baca Juga: Puisi Esai Denny JA: Annie, Warga Non-Kristen juga Merayakan Natal
"Para pekerja utama kita di berbagai sektor dan para tentara yang melindungi perdamaian kita siang dan malam, kepada mereka, saya sampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya atas dedikasi dan ketidakegoisan mereka yang tak tergoyahkan," kata Mbumba.
Di Mozambik, yang dilanda kekerasan setelah pemilu yang disengketakan, para pemimpin agama memohon agar perdamaian terwujud di negara tersebut.
Dalam pesan Natal mereka, para pemimpin tersebut menyesalkan meningkatnya kekerasan di negara tersebut dan menghalangi umat Kristen setempat merayakan liburan Natal dengan "cara yang normal."
Baca Juga: Jay Idzes, Jordi Amat, Sampai Calvin Verdonk Ucapkan Selamat Natal kepada Suporter Indonesia
Sedikitnya 151 orang tewas di Mozambik dalam protes mematikan setelah pemenang diumumkan dalam pemilihan presiden yang disengketakan secara luas pada 9 Oktober.
Di Malawi, Presiden Lazarus Chakwera menyerukan kemenangan bagi persatuan di negara Afrika Selatan yang terpecah secara politik itu.
3. Paus Fransiskus serukan diakhirinya perang di Ukraina saat Hari Natal
Baca Juga: Wapres Gibran Tinjau Perayaan Natal di GBI Solo, Teruskan Salam dari Presiden Prabowo
Paus Fransiskus pada Hari Natal menyerukan diakhirinya perang di Ukraina, menurut sejumlah laporan media.
Ia menyampaikan pidato di hadapan massa dari Basilika Santo Petrus pada Hari Natal, hari kelahiran mesias Kristen, untuk menyampaikan salamnya, menurut laporan Vatican News pada Rabu.
Ia berdoa agar senjata diletakkan di Ukraina yang dilanda perang. Dia juga menyerukan upaya penguatan dan keterbukaan untuk negosiasi dan dialog guna menemukan perdamaian yang adil dan abadi bagi permasalahan yang terjadi di negara itu.
Baca Juga: Para Pemimpin Afrika Serukan Perdamaian dan Persatuan Saat Hari Natal
Paus Fransiskus (88) juga berdoa agar konflik di Timur Tengah, khususnya di Gaza, dapat segera berakhir, dan menyampaikan harapan akan adanya "gencatan senjata" dan "bantuan" bagi masyarakat yang menderita kelaparan dan perang.***