Fadli Zon: Amanat Pasal 32 UUD 45, Negara Memajukan Kebudayaan Indonesia di Tengah Peradaban Dunia
- Penulis : M. Imron Fauzi
- Jumat, 20 Desember 2024 06:02 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Negara memajukan kebudayaan Indonesia di tengah peradaban dunia sesungguhnya amanat Pasal 32 UUD 45. Tapi orang tak begitu memerhatikan pasal 32 yang dengan jelas tertulis upaya memajukan kebudayaan itu. Demikian pidato kebudayaan yang disampaikan Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon.
Fadli Zon bicara pada acara Mendefinisikan Ulang Identitas Keindonesiaan dan Penguatan Kinerja Riset Kebudayaan, Rabu, 18 Desember 2024 di Auditorium Soemitro Djojohadikusumo, BRIN Jakarta.
"Kita perlu mereinventing usia peradaban Indonesia melalui riset arkeologi, bahasa, dan sastra (arbasra ). Indonesia adalah negara besar yang sangat tua peradabannya berdasarkan bukti- bukti arkeologis yang kita miliki, seperti kehadiran lukisan dinding gua tertua di dunia, yakni lebih dari 52.000 tahun yang lalu," ujar Fadli Zon.
Baca Juga: Menteri Kebudayaan Fadli Zon Upayakan Pemulangan Manuskrip Keraton Yogyakarta dari Inggris
"Indonesia harus bangga dan menjadi terdepan dalam membangun peradaban ke depan di tengah-tengah kemajuan teknologi," tambah Fadli Zon dalam pidato kebudayaannya di hadapan para pejabat eselon satu, UNESCO, akademisi, seniman, sastrawan, pusat sejarah militer, organisasi dan komunitas yang berkaitan dengan arbasra dan tokoh-tokoh budaya lainnya.
Mendefinisikan Ulang Identitas Keindonesiaan dan Penguatan Kinerja Riset Kebudayaan juga disampaikan Heri Yogaswara, kepala OR Arbastra (arkeologi, bahasa bahasa dan sastra).
Ia menyampaikan, organisasi riset memberi stok kekayaan manuskrip, bahasa, karya ilmiah, dan lain-lain sekaligus menyampaikan dengan kesuksesan hasil penelitian yang dilaksanakan BRIN terutama di bidang yang ia pimpin. Karenanya, dimunculkan kegiatan Memorial Lecture, peluncuran buku antologi, pidato Kebudayaan, dan pertunjukan dramatic reading.
Baca Juga: Fadli Zon: Sam’s Studio Fasilitasi Karya Film Asli Indonesia
Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko pada sambutannya mengharapkan agar pemeliharaan dan pendataan kebudayaan juga diwujudkan dengan dibukanya satu jurusan di Universitas Andalas, Padang. Sehingga nantinya tidak perlu lagi ke Leiden untuk mencari dokumen sejarah tentang tentang Kebudayaan Indonesia.
Ketua Panitia, Sastri Sunarti Sweeney menyampaikan, kegiatan Pidato Kebudayaan oleh Fadli Zon dan Memorial Lectures RP. Soedjono merupakan kegiatan refleksi akhir tahun kebudayaan. Dengan menjelaskan siapa dan apa kegiatan Pelopor arkeologi Indonesia Prof Dr Raden Panji Soejono akan menambah kekayaan budaya Indonesia.
Sastri juga menyampaikan, ada dua buku yang diluncurkan yakni buku arkeologi dan soft Launching buku Antalogi Puisi Night Fireflies. Kumpulan puisi dari sastrawan berbagai negara yang menangkap dan menyimpan kenangan pada saat berada di tengah bencana alam di Ranah Minang pada bulan agenda IMLF, Mei 2024.
Baca Juga: Fadli Zon Beri Apresiasi, Kolintang Resmi Jadi Warisan Budaya Takbenda ke-16 yang Diakui UNESCO
Ide menuliskan pengalaman kebencanaan ini dilontarkan Sastri Sweeney dan dieksekusi dengan cepat oleh Sastri Bakry. Duo Sastri ini telah menggerakkan lima puluh enam penulis dan sastrawan dari lima belas negara untuk memberikan tulisannya.