Merayakan Masa Anak-anak dengan A Day for Sandcastles
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Senin, 04 Juli 2022 09:54 WIB
ORBITINDONESIA - Masa liburan di masa anak-anak adalah yang paling menyenangkan. Di pantai, kita bermain pasir, membentuknya menjadi bangunan-bangunan, lalu ombak akan menghancurkannya seketika.
Anehnya, dalam kehancuran itu ada kesenangan tersendiri. Setelah rusak oleh ombak, kita sebagai anak-anak akan membangunnya kembali dengan gembira.
Momen-momen liburan anak-anak di pantai inilah yang tertuang dalam buku A Day for Sandcastles. Menariknya, cerita dalam buku ini tidak dituturkan dalam kata-kata tetapi hanya gambar ilustrasi.
Baca Juga: Christiaan Huygens dan Bayangan Tentang Alien
Buku tanpa kata-kata ini merupakan hasil kolaborasi antara JonArno Lawson, seorang penulis, dan Qin Leng, ilustrator yang menggambarkannya. Ide ini tercipta ketika Lawson menyaksikan ketiga anaknya bermain di pantai dan membuat kastil-kastil dari pasir.
Lawson mengawasi mereka dengan seksama dan sedikit kekhawatiran, karena terlalu dekat dengan gelombang ombak yang mengerikan.
Buku ini sekaligus menjadi kolaborasi kedua antara Lawson dan Leng setelah karya pertama mereka yang berjudul Over The Shop. Dalam prosesnya, Lawson menyerahkan sebuah manuskrip kepada Leng yang akan menerjemahannya ke dalam gambar.
Bagi seorang ilustrator, Qin Leng merasa punya tantangan tersendiri dalam memberikan ilustrasi untuk buku tanpa kata-kata ini. Terutama, karena buku ini hanya menceritakan satu lokasi. Tidak jauh-jauh dari biru laut, biru langit, dan pasir yang kekuning-kuningan.
Baca Juga: Legenda Lady Pilot
Tapi bagaimana pun, ia senang melakukannya karena bisa memberikan sisi-sisi lain dari cerita dengan sentuhan-sentuhan personalnya. Sebagai orang yang masa kecilnya tumbuh di Prancis, inspirasinya lebih banyak diambil dari komik Eropa.