Iran Siap Menggelar Pembicaraan Nuklir dengan Prancis, Jerman, Inggris pada 29 November
- Penulis : M. Imron Fauzi
- Senin, 25 November 2024 11:38 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Iran dijadwalkan menggelar pembicaraan mengenai isu nuklir dengan tiga negara Eropa yakni Prancis, Jerman, dan Inggris (E3), pada 29 November 2024.
Pembicaraan Iran itu terjadi di tengah meningkatnya ketegangan akibat resolusi yang diinisiasi ketiga negara tersebut dan diadopsi oleh badan nuklir PBB.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmaeil Baghaei, mengatakan pada Minggu, 24 November 2024, bahwa para wakil menteri luar negeri dari keempat negara itu akan bertemu untuk membahas "isu bilateral, regional, dan nuklir."
Baca Juga: Iran Bantah Tegas Terlibat dalam Rencana Pembunuhan Terhadap Presiden Terpilih AS Donald Trump
Namun, ia tidak menyebutkan di mana lokasi pertemuan tersebut akan berlangsung.
Pengumuman ini muncul beberapa hari setelah Iran mengaktifkan serangkaian sentrifugal baru dan canggih sebagai respons atas resolusi yang disahkan oleh Dewan Gubernur Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA).
Resolusi yang dirancang oleh Prancis, Jerman, dan Inggris, dengan dukungan AS, diadopsi dalam pertemuan dewan di Wina pada Kamis lalu.
Baca Juga: Elon Musk Bahas Upaya Redakan Ketegangan AS-Iran dengan Dubes Iran di PBB Amir Saeid Iravani
Resolusi itu mengkritik Iran atas "kegagalan untuk sepenuhnya bekerja sama" dengan badan nuklir PBB dan mendesak Teheran menanggapi kekhawatiran terkait partikel uranium yang diduga ditemukan di dua situs nuklirnya.
Resolusi tersebut mendapat dukungan dari 19 suara, sementara Rusia, China, dan Burkina Faso menolaknya, dan 12 anggota lainnya abstain.
Sebagai tanggapan, Iran mengaktifkan sejumlah besar sentrifugal canggih, dengan mengatakan langkah itu bertujuan untuk "melindungi kepentingan negara dan mengembangkan lebih lanjut industri nuklir damai," sesuai dengan "hak dan kewajiban Iran berdasarkan Perjanjian Pengamanan Komprehensif."
Baca Juga: Donald Trump Akan Terapkan Tekanan Ekonomi Maksimum ke Iran Agar Rundingkan Kesepakatan Nuklir Baru
Dalam pernyataannya, Baghaei menegaskan kembali kebijakan 'prinsipil" Iran tentang "interaksi dan kerja sama dengan negara lain," seraya menekankan bahwa pembicaraan mendatang merupakan "kelanjutan dari diskusi" yang diadakan di sela-sela KTT Sidang Umum PBB baru-baru ini di New York.
Ia menambahkan bahwa putaran pembicaraan baru, yang direncanakan dalam pertemuan Sidang Umum PBB itu, akan mencakup "beragam isu regional dan internasional, termasuk situasi di Palestina dan Lebanon, selain masalah nuklir."
Pemerintahan Iran yang baru di bawah Presiden Masoud Pezeshkian telah berjanji akan membuka kembali saluran komunikasi dengan Barat dan mengupayakan pelonggaran sanksi. Namun, peristiwa di Gaza dan Lebanon serta perkembangan terkait telah menghambat upaya tersebut.
Baca Juga: Iran Siap Berunding dengan AS di Bawah Donald Trump Namun Tak Akan Mengalah di Bawah Tekanan
Diplomasi nuklir dengan Iran terhenti selama masa jabatan sebelumnya Presiden AS terpilih Donald Trump, ketika Washington menarik diri dari kesepakatan nuklir 2015 antara Iran dan enam kekuatan dunia yang membatasi program nuklir Teheran dengan imbalan pelonggaran sanksi internasional.***