DECEMBER 9, 2022
Kolom

Tekad Prabowo Membangun Ekosistem Swasembada Pangan

image
Presiden Prabowo Subianto (kedua kiri) didampingi Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman (kiri) saat meninjau lahan pertanian di Desa Telaga Sari, Distrik Kurik, Kabupaten Merauke, Papua Selatan, Minggu, 3 November 2024. ANTARA FOTO/Galih Pradipta/foc/aa.

Keterlibatan Peneliti

Meski sudah berada di jalur yang benar, keberhasilan swasembada pangan masih membutuhkan keterlibatan yang lebih sistematis dari para peneliti di BRIN, mengingat target ekstensifikasi dan intensifikasi pertanian yang sangat ambisius.

Salah satu targetnya adalah mencetak 3 juta hektare sawah baru secara bertahap dalam tiga tahun ke depan.

Baca Juga: Swasembada Makanan Murah dan Sehat

Selain itu, teknologi digital, seperti sensor IoT (Internet of Things), kini juga memainkan peran krusial dalam mendukung pertanian. Sensor-sensor ini dapat digunakan untuk memantau kondisi tanah, cuaca, dan kesehatan tanaman secara real-time.

Dengan data yang akurat, petani bisa mengambil keputusan dengan lebih baik, mulai dari waktu tanam hingga penggunaan pupuk yang sesuai sehingga semua proses pertanian berjalan secara presisi.

Dari perspektif keberlanjutan lingkungan, praktik seperti pertanian regeneratif yang menekankan pada pelestarian tanah dan air menjadi semakin penting. Ini sejalan dengan konsep “asta usaha tani” yang tidak hanya menekankan pada produktivitas jangka pendek tetapi juga keberlanjutan jangka panjang.

Baca Juga: Teten Masduki: Hilirisasi Produk UMKM adalah Langkah Strategis Ciptakan Lapangan Kerja yang Berkualitas

Para peneliti sebaiknya lebih dilibatkan dalam memastikan “asta usaha tani” dapat terlaksana dengan baik demi tercapainya swasembada pangan yang menyeluruh.

Asta usaha tani ini, yang merupakan pengembangan dari panca dan sapta usaha tani, meliputi: 1) penggunaan benih unggul, 2) pengolahan lahan, 3) irigasi atau ketercukupan air, 4) pemupukan berimbang, 5) pengendalian hama dan penyakit, 6) penanganan pascapanen, 7) distribusi dan pemasaran hasil, dan 8) mekanisasi dan modernisasi pertanian dari hulu hingga hilir.

Dengan implementasi asta usaha tani, BRIN dapat berkontribusi membangun empat ekosistem riset untuk mendukung swasembada pangan: 1) memperkuat riset benih unggul dan perbanyakan benih serta pengendalian hama dan penyakit di Pusat Riset Tanaman Pangan, 2) mendirikan Pusat Riset Sumberdaya Lahan Pertanian yang mendukung riset pengelolaan dan pengolahan tanah, irigasi, dan pemupukan berimbang, 3) memperkuat pusat riset yang para penelitinya memiliki kepakaran di bidang pascapanen atau bahkan membangun pusat riset pascapanen pertanian, dan 4) memperkuat pusat riset yang para penelitinya memiliki kepakaran di bidang mekanisasi pertanian atau bahkan membangun pusat riset mekanisasi dan modernisasi pertanian.

Baca Juga: BRIN Kembangkan Riset Tanaman Lidah Buaya untuk Ketahanan Pangan dan Pencegahan Stunting

Di masa sebelum integrasi dengan BRIN, para peneliti dengan kepakaran tersebut tersebut di atas umumnya berada di lembaga penelitian setara eselon dua seperti Balai Besar Sumberdaya Lahan Pertanian, Balai Besar Pascapanen Pertanian, dan Balai Besar Mekanisasi Pertanain.

Halaman:
1
2
3
4

Berita Terkait