Catatan Denny JA: Hukum Kelima Hidup Bermakna, Spiritualitas dan Wellness
- Penulis : M. Ulil Albab
- Minggu, 27 Oktober 2024 13:21 WIB
Gandhi percaya bahwa spiritualitas tidak hanya membuat seseorang lebih baik secara moral, tetapi juga memberi kekuatan untuk melawan tanpa kekerasan.
Dengan menggabungkan prinsip spiritualitas dan non-kekerasan, Gandhi memimpin India menuju kemerdekaan. Bagi Gandhi, spiritualitas bukan hanya kedamaian batin, tetapi sebuah kekuatan yang mampu mengubah dunia.
Dari Gandhi, kita belajar bahwa kedamaian batin yang lahir dari spiritualitas bisa menciptakan perubahan nyata. Kedamaian itu bukan sekadar untuk diri sendiri, tetapi bagi dunia di sekeliling kita.
Baca Juga: Catatan Denny JA: Seniman yang Tak Kembali
Spiritualitas dalam Agama dan Filsafat: Jejaknya dalam Peradaban Manusia
Spiritualitas telah menjadi pusat ajaran agama dan filsafat selama ribuan tahun. Dalam Islam, ihsan—berbuat baik seolah-olah melihat Tuhan—adalah puncak dari spiritualitas.
Dalam agama Kristen, kasih dan pengampunan yang diajarkan oleh Yesus adalah bentuk tertinggi spiritualitas.
Baca Juga: Catatan Denny JA: Memahami Masyarakat Melalui Sastra
Buddhisme menekankan pencerahan melalui meditasi, sementara stoikisme mengajarkan penerimaan terhadap takdir sebagai kunci kedamaian batin.
Ajaran-ajaran ini menyatukan spiritualitas dan wellness, menciptakan jalan hidup yang lebih bermakna. Ketika kita merangkul kedamaian batin, tubuh dan pikiran kita menyusul dalam harmoni.
Spiritualitas, pada akhirnya, bukanlah perjalanan terpisah; ia adalah keseimbangan yang membawa kita pada kehidupan yang utuh.
Baca Juga: Catatan Denny JA: Makna Hidup di Era Algoritma
Menyatu dengan Dunia dan Diri Sendiri