PBB Sangat Prihatin Atas Serangan Udara Israel Terhadap Iran, Tekankan Pentingnya Jalur Diplomasi
- Penulis : Maulana
- Minggu, 27 Oktober 2024 01:55 WIB
“Saya mengulangi seruan mendesak untuk menahan diri dan de-eskalasi setelah serangan udara Israel terhadap sasaran di Iran,” kata Martin dalam sebuah pernyataan.
Dia menekankan perlunya perhatian segera pada krisis kemanusiaan di Gaza, menyerukan gencatan senjata segera, pembebasan sandera, dan peningkatan bantuan kemanusiaan.
Menteri Irlandia tersebut secara khusus menyoroti kekhawatiran mengenai serangan di Gaza utara, menggambarkannya sebagai "hukuman kolektif" dan mengutip pernyataan seorang pejabat PBB yang menyebut situasi tersebut sebagai "kejahatan terhadap kemanusiaan."
Baca Juga: Baku Tembak dan Saling Serang Pecah Antara Pasukan AS dan Kelompok Pro-Iran di Suriah
“Orang-orang yang tidak bersalah, baik laki-laki, perempuan, maupun anak-anak di kedua belah pihak telah menderita terlalu banyak,” ujarnya.
Martin mencatat bahwa dampak dari serangan ini terhadap kawasan dan dunia sangat serius dan tidak bisa lagi diabaikan.
Sedikitnya dua tentara Iran tewas pada Sabtu ketika tentara Israel menyerang fasilitas militer Iran sebagai tanggapan atas serangan besar-besaran rudal balistik Iran pada 1 Oktober terhadap Israel.
Baca Juga: Iran Tuduh AS Terlibat Langsung Rencana Serangan Israel dengan Senjata Canggih
Gedung Putih menyatakan bahwa serangan Israel harus menghentikan baku tembak langsung antara kedua pihak, memperingatkan Teheran tentang “konsekuensi” jika mereka merespons.
Pejabat militer Iran sebelumnya telah memperingatkan bahwa setiap serangan dari Israel akan dibalas dengan “respons yang lebih keras.”
Mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera, Israel terus menyerbu dan menghancurkan Gaza sejak serangan lintas batas kelompok perlawanan Palestina, Hamas tahun lalu.
Baca Juga: Presiden China Xi Jinping Sambut Iran sebagai Anggota Penuh BRICS
Hampir 43.000 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, telah tewas sejak itu, dan lebih dari 100.000 lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.