Hamas: Penjajah Israel Lakukan Genosida Brutal di Rumah-rumah Sakit Jalur Gaza
- Penulis : Maulana
- Jumat, 25 Oktober 2024 17:50 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Kelompok pejuang Palestina, Hamas, menuding Israel melakukan genosida massal paling keji di rumah-rumah sakit di Jalur Gaza.
"Rumah-rumah sakit Gaza telah berubah menjadi zona perang tempat penjajah (Israel) melakukan tindakan genosida brutal terburuk karena mesin pembunuh Zionis," kata Hamas pada Kamis, 24 Oktober 2024.
Hamas menyebut "tentara fasis" Israel meningkatkan kejahatan yang mengerikan di Gaza utara dengan mengepung Rumah Sakit Kamal Adwan di daerah Beit Lahia.
Baca Juga: Iran Luncurkan 180 Rudal ke Israel sebagai Balasan Atas Pembunuhan Pemimpin Hamas dan Hizbullah
Militer Israel melancarkan tembakan dan artileri dengan target orang-orang terluka, pasien, tim medis, dan ratusan keluarga yang mengungsi, kata kelompok pejuang Palestina itu.
Munir Al-Bursh, direktur jenderal Kementerian Kesehatan Gaza, mengatakan kepada Anadolu bahwa pasien dan yang terluka hidup dalam situasi teror karena Israel menargetkan Rumah Sakit Kamal Adwan dan sekitarnya di Gaza utara, tempat tentara Israel telah melakukan tindakan pemusnahan massal selama 20 hari.
Hamas menyebut pengepungan rumah sakit oleh Israel sebagai "kejahatan perang" dan pelanggaran terhadap semua hukum dan norma.
Baca Juga: Pemimpin Hamas Yahya Sinwar Diduga Tewas Akibat Serangan Israel di Jalur Gaza
Rezim "fasis" Israel itu disebut Hamas telah melakukan kejahatan tersebut di hadapan dunia.
Serangan darat dan pemboman Israel terus berlanjut di Gaza utara ketika tentara berusaha mengevakuasi daerah tersebut melalui pemindahan paksa.
Tentara Israel terus melancarkan serangan yang menghancurkan di Gaza sejak serangan lintas batas oleh Hamas tahun lalu, meskipun ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera.
Baca Juga: Presiden AS Joe Biden Desak Israel Cari Jalan Damai Usai Pembunuhan Pemimpin Hamas Yahya Sinwar
Lebih dari 42.800 warga Palestina di Gaza, sebagian besar wanita dan anak- anak, tewas sejak saat itu dan lebih dari 100.500 orang lainnya terluka, kata otoritas kesehatan setempat.***