Laporan FRA: Hampir 50 Persen Umat Islam di Uni Eropa Alami Diskriminasi dan Ujaran Kebencian
- Penulis : Mila Karmila
- Minggu, 27 Oktober 2024 01:00 WIB
Laporan ini juga menyoroti bahwa perempuan yang mengenakan simbol agama, seperti jilbab, menghadapi diskriminasi yang lebih besar, terutama dalam pekerjaan, dengan 45 persen melaporkan diskriminasi di lingkungan bisnis, naik dari 31 persen pada 2016.
Muslim Eropa juga mengalami tantangan dalam membeli atau menyewa rumah, dengan sekitar 35 persen partisipan menyatakan menghadapi kesulitan karena diskriminasi, dibandingkan dengan 22 persen pada 2016.
Studi ini menekankan bahwa hanya sedikit partisipan yang percaya bahwa melaporkan diskriminasi ke otoritas akan menghasilkan tindakan positif.
'Kita Menyaksikan Peningkatan Rasisme dan Diskriminasi terhadap Muslim di Eropa'
Direktur FRA Sirpa Rautio menyebutkan temuan ini sangat mengkhawatirkan, seraya menyatakan, “Kita menyaksikan lonjakan yang memprihatinkan dalam rasisme dan diskriminasi terhadap Muslim di Eropa"
"Hal ini dipicu oleh konflik di Timur Tengah dan diperburuk oleh retorika anti-Muslim yang dehumanisasi di seluruh benua. Alih-alih memperlebar perpecahan dalam masyarakat kita, kita harus memastikan bahwa setiap orang di Uni Eropa merasa aman, dan dihormati, tanpa memandang warna kulit, latar belakang, atau agama mereka.”
Baca Juga: Kedubes di Jakarta Rayakan Hari Nasional ke-94 Arab Saudi, Dihadiri Para Tokoh Muslim Indonesia
Juru bicara FRA Nicole Roman juga menggarisbawahi meningkatnya kesulitan yang dihadapi Muslim yang tinggal di Uni Eropa.***