Presiden China Xi Jinping Sambut Iran sebagai Anggota Penuh BRICS
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Kamis, 24 Oktober 2024 16:26 WIB
"Iran berharap dapat bekerja sama dengan China untuk mengimplementasikan rencana kerja sama komprehensif antara kedua negara, mempromosikan kerja sama antara kedua negara di bidang perhubungan, infrastruktur, energi bersih, dan bidang lainnya, membantu pembangunan nasional Iran sekaligus mempromosikan perdamaian dan stabilitas regional," kata Pezeshkian.
Pezeshkian juga mengungkapkan Iran siap bekerja sama dengan China untuk saling mendukung satu sama lain dalam isu-isu yang menyangkut kepentingan inti satu sama lain dan bersama-sama menentang hegemoni dan intimidasi.
"Kami berterima kasih kepada China karena telah mendukung keanggotaan resmi Iran ke dalam kerja sama BRICS dan berharap dapat bekerja sama dengan China di BRICS dan 'platform' multilateral lainnya," ungkap Pezeshkian.
Baca Juga: Presiden Xi Jinping dan Raja Malaysia Bertemu di Beijing, Bahas Peradaban China - Islam
Kedua pemimpin negara juga bertukar pandangan tentang situasi saat ini di Timur Tengah dan Xi Jinping menunjukkan kekhawatiran China soal situasi saat ini di Timur Tengah.
"Mencapai gencatan senjata dan mengakhiri perang di Gaza adalah kunci untuk meredakan ketegangan di wilayah tersebut. Masyarakat internasional harus membentuk kekuatan gabungan untuk mendesak semua pihak terkait sungguh-sungguh menerapkan resolusi Dewan Keamanan PBB dan menghindari ketidakstabilan lebih lanjut di kawasan tersebut," kata Xi.
Dalam pertemuan itu hadir juga Menteri Luar Negeri China Wang Yi dan Kepala Staf Kepresidenan China Cai Qi.
Dalam KTT ke-16 BRICS di Kazan, hadir para pemimpin negara-negara anggota, yaitu Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai tuan rumah, Presiden China Xi Jinping, Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi, Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed, Perdana Menteri Mesir Narendra Modi, Presiden Iran Masoud Pezeshkian, Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa, Presiden Uni Emirat Arab Mohammed bin Zayed Al Nahyan.
Brazil diwakili Menteri Luar Negeri Mauro Luiz Iecker Vieira karena Presiden Lula da Silva tidak bisa hadir setelah mengalami insiden di rumahnya beberapa hari lalu.***