DECEMBER 9, 2022
Kolom

Catatan Denny JA: Ibu, Kukirim Nyawaku Padamu, Sampaikah?

image
Catatan Denny JA: Ibu, Kukirim Nyawaku Padamu, Sampaikah? (Istimewa)

Suara gamelan membisikkan rindu,  
mengundangnya pulang,  
menjadi melodi masa lalu yang tak lagi bisa disentuh.

Di sudut Eropa Timur,  
Bujana semakin tua,  
ditemani istri dari Slovenia.  
Anak-anak sudah besar,  
cucu banyak tawa,  
tapi jiwanya tetap mengembara,  
selalu terbang ke rumah,  
yang tak pernah lagi bisa ia lihat.

Malam yang sunyi,  
salju turun perlahan,  
membawa dingin menusuk hati.  
Di bawah sinar bulan,  
ia melihat wajah itu.

Baca Juga: Catatan Bawah Tanah, Buku Kumpulan Sajak Fadjroel Rachman yang Ditulis Dalam Penjara Rezim Orde Baru

Wajah yang tak pernah hilang,  
turun perlahan dari langit kelabu,  
dibawa angin dingin musim beku.  
Wajah Ibu,  
wajah masa lalu,  
wajah yang menyimpan seluruh rahasia waktu.

Air mata Bujana jatuh,  
tanpa suara,  
embun  menetes perlahan.  

Bisikan yang nyaris tak terdengar,  
ia memanggil,  
datang dari dalam diri:
“Ibu... Ibu..."

Baca Juga: Swary Utami Dewi: Catatan Politik Kebinekaan untuk Bang Trisno S. Sutanto.

Dan dalam sunyi, 
ia merasa sentuhan lembut,  
angin menyapu wajahnya.  
Mungkin itu hanya ilusi,  
atau mungkin itu kenyataan yang tak bisa dipahami.

Namun di balik kesunyian,  
Bujana tahu,  
rindu pada Ibu,
tak pernah benar-benar mati.
Cinta untuk bunda kandung,
tak pernah hilang.

21 September 2024 ***

Baca Juga: Komaruddin Hidayat: Jika Tak Ada Catatan Tertulis, Mungkin Agama Islam Itu Penuh Dongeng-dongeng Saja

CATATAN

Halaman:
1
2
3
4

Berita Terkait