DECEMBER 9, 2022
Internasional

Angka Kunjungan ke Stan Indonesia di Pameran CIFTIS 2024 di Beijing China Melonjak Ketimbang Tahun Lalu

image
Pengunjung di stan Indonesia dalam Pameran Perdagangan Jasa Internasional China (China International Fair for Trade in Services/CIFTIS) 2024 di Beijing, China (ANTARA/Desca Lidya Natalia)

Sementara pendiri dan pemilik Yida Agarwood, Itah Julianti yang memamerkan dan menjual berbagai jenis produk olahan dari kayu gaharu memperkirakan omzetnya mencapai 32 ribu yuan dari CIFTIS 2024.

"Produk yang terjual keras seperti dupa batang, dupa lilit dan dupa segitiga. Masyarakat China memang menyukai wangi gaharu sebagai kesehatan karena membantu orang dalam masalah insomnia dan relaksasi, mereka juga menyukai gaharu yang sudah dibuat tasbih dan gelang untuk aksesoris," ungkap Itah.

Kayu gaharu tersebut dibawa langsung dari Tarakan, Kalimantan Utara. Kayu gaharu yang telah berumur ratusan atau ribuan tahun diolah secara terampil menjadi obat herbal maupun produk lain seperti parfum, aroma terapi, patung pajangan, perhiasan gelang, pengurang kadar nikotin dalam rokok, teh herbal, hingga dupa.

Baca Juga: Nissan Pamerkan Mobil Konsep Masa Depan Mereka Hyper Tourer di Ajang Pameran GIIAS 2024

"Kayu gaharu memiliki nilai yang tinggi di China dan yang utama dengan ketinggian tingkat kadar minyak juga mempengaruhi harga gaharu itu sendiri," kata Itah.

Stan Indonesia berada di antara Iran dan Yordania, di hall 10, lokasi yang dikhususkan untuk negara-negara anggota "Belt and Road Initiative" dan pemerintah lokal China.

Dalam laman resminya, CIFTIS 2024 disebutkan menghadirkan sekitar 800 peserta pameran yang berasal dari 80 negara, organisasi internasional, perusahaan multinasional, pemerintah daerah hingga badan usaha milik negara yang ikut dalam pameran tersebut termasuk Google, Amazon Global Selling, Alibaba Group, JD.com, DHgate, Shopee, Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), Badan PBB tentang Perdagangan dan Pembangunan (UNCTAD) hingga Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD).

Baca Juga: Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Buka Layanan Publik dan Pameran di Plaza Sudirman: Ada Layanan Keimigrasian

Pameran tersebut menampilkan sejumlah teknologi baru seperti satelit internet, "big data", "computing power", emisi rendah karbon, pariwisata digital, dan berbagai bidang lain yang dapat mendorong dan memperluas perdagangan jasa.

Edisi tahun ini memamerkan berbagai teknologi mutakhir, termasuk robot bedah ortopedi yang dilengkapi dengan teknologi deep learning artificial intelligence (AI), alat pacu jantung terkecil di dunia, dan sebagainya, yang mencakup berbagai sektor seperti AI, komputasi awan (cloud computing), metaverse, dan 6G.

Sejak diadakan pada 2012, CIFTIS diharapkan dapat menjadi jendela bagi keterbukaan China terhadap dunia luar, jembatan untuk mempererat kerja sama antarnegara dan panggung untuk inovasi industri, pembangunan hijau maupun melaporkan tren perkembangan industri.

Baca Juga: Menyimak Penggambaran Ziarah Batin di Pameran Seni Speaking the Unspeakable di Galeri Neo, Jakarta Pusat

China sendiri dikenal sebagai pasar utama bagi Indonesia dengan total kunjungan 2 juta wisman yang berkunjung sebelum pandemi. Data menunjukkan rata-rata lama tinggal (length of stay) wisman China di Indonesia berkisar 8-11 hari dengan rata-rata pengeluaran per kedatangan (ASPA) mencapai 1.386,55 dolar AS.

Halaman:
1
2
3
Sumber: Antara

Berita Terkait