Angka Kunjungan ke Stan Indonesia di Pameran CIFTIS 2024 di Beijing China Melonjak Ketimbang Tahun Lalu
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Rabu, 18 September 2024 08:00 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Jumlah pengunjung yang mendatangi stan Indonesia dalam Pameran Perdagangan Jasa Internasional China (China International Fair for Trade in Services/CIFTIS) 2024 di Beijing melonjak dibanding tahun sebelumnya.
"Tahun lalu pengunjung yang datang ke stan kami ada sekitar 2.000 orang, tapi tahun ini melonjak hingga lebih dari 2.500 orang karena 'follower' kami di 'Weibo' saja bertambah 1.000," kata Koordinator Fungsi Penerangan Sosial Budaya Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Beijing, Dewi Avilia di Beijing, Sabtu, 14 September 2024.
KBRI Beijing membuka stan dalam CIFTIS 2024 yang mengusung tema "Layanan Global, Kemakmuran Bersama" (Global Services, Shared Prosperity) dengan menampilkan foto-foto objek wisata prioritas Indonesia selain Bali serta pameran produk khas Indonesia yaitu kerajinan kayu gaharu yang dapat dibeli langsung.
Baca Juga: Nissan Pamerkan Mobil Konsep Masa Depan Mereka Hyper Tourer di Ajang Pameran GIIAS 2024
CIFTIS 2024 dilaksanakan pada 12-16 September 2024 di China National Convention Center (CNNC) dan Shougang Park, area seluas 8,63 kilometer persegi bekas kawasan industri yang diubah menjadi kawasan percontohan hijau, olahraga dan area kreatif di Beijing. Sementara Stan KBRI Beijing berada di Shougang Park.
"'Follower Weibo' KBRI Beijing bertambah dari 47.000 menjadi 48.000, kemudian ada 530 orang juga yang mengisi survei mengenai Indonesia," ungkap Dewi.
Pada CIFTIS 2023, Dewi menyebut total ada 250 ribu orang pengunjung CIFTIS yang sengaja dibuka bersamaan dengan libur "mid-autumn festival" di China tersebut.
"Panitia juga cerdas karena mengajak pengunjung untuk mengumpulkan cap dari setiap stan agar mendapatkan hadiah tertentu, jadi pengunjung yang datang demi cap melihat dan mendengar juga mengenai promosi destinasi wisata Indonesia di stan kami," tambah Dewi.
Dewi sendiri pada hari kedua pameran melakukan presentasi di panggung utama mengenai destinasi pariwisata prioritas seperti Danau Toba, Candi Borobudur dan Gunung Ijen.
"Indonesia tidak hanya memiliki Bali," kata Dewi.
Foto-foto di stan KBRI Beijing juga menampilkan objek wisata Pantai Merah, Pantai Likupang dan Desa Wae Rebo.
Sementara pendiri dan pemilik Yida Agarwood, Itah Julianti yang memamerkan dan menjual berbagai jenis produk olahan dari kayu gaharu memperkirakan omzetnya mencapai 32 ribu yuan dari CIFTIS 2024.
"Produk yang terjual keras seperti dupa batang, dupa lilit dan dupa segitiga. Masyarakat China memang menyukai wangi gaharu sebagai kesehatan karena membantu orang dalam masalah insomnia dan relaksasi, mereka juga menyukai gaharu yang sudah dibuat tasbih dan gelang untuk aksesoris," ungkap Itah.
Kayu gaharu tersebut dibawa langsung dari Tarakan, Kalimantan Utara. Kayu gaharu yang telah berumur ratusan atau ribuan tahun diolah secara terampil menjadi obat herbal maupun produk lain seperti parfum, aroma terapi, patung pajangan, perhiasan gelang, pengurang kadar nikotin dalam rokok, teh herbal, hingga dupa.
"Kayu gaharu memiliki nilai yang tinggi di China dan yang utama dengan ketinggian tingkat kadar minyak juga mempengaruhi harga gaharu itu sendiri," kata Itah.
Stan Indonesia berada di antara Iran dan Yordania, di hall 10, lokasi yang dikhususkan untuk negara-negara anggota "Belt and Road Initiative" dan pemerintah lokal China.
Baca Juga: Linda Gallery Gelar Pameran Patung Terbesar Karya Seniman China di Pantai Indah Kapuk Dua Jakarta
Dalam laman resminya, CIFTIS 2024 disebutkan menghadirkan sekitar 800 peserta pameran yang berasal dari 80 negara, organisasi internasional, perusahaan multinasional, pemerintah daerah hingga badan usaha milik negara yang ikut dalam pameran tersebut termasuk Google, Amazon Global Selling, Alibaba Group, JD.com, DHgate, Shopee, Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), Badan PBB tentang Perdagangan dan Pembangunan (UNCTAD) hingga Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD).
Pameran tersebut menampilkan sejumlah teknologi baru seperti satelit internet, "big data", "computing power", emisi rendah karbon, pariwisata digital, dan berbagai bidang lain yang dapat mendorong dan memperluas perdagangan jasa.
Edisi tahun ini memamerkan berbagai teknologi mutakhir, termasuk robot bedah ortopedi yang dilengkapi dengan teknologi deep learning artificial intelligence (AI), alat pacu jantung terkecil di dunia, dan sebagainya, yang mencakup berbagai sektor seperti AI, komputasi awan (cloud computing), metaverse, dan 6G.
Sejak diadakan pada 2012, CIFTIS diharapkan dapat menjadi jendela bagi keterbukaan China terhadap dunia luar, jembatan untuk mempererat kerja sama antarnegara dan panggung untuk inovasi industri, pembangunan hijau maupun melaporkan tren perkembangan industri.
China sendiri dikenal sebagai pasar utama bagi Indonesia dengan total kunjungan 2 juta wisman yang berkunjung sebelum pandemi. Data menunjukkan rata-rata lama tinggal (length of stay) wisman China di Indonesia berkisar 8-11 hari dengan rata-rata pengeluaran per kedatangan (ASPA) mencapai 1.386,55 dolar AS.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menargetkan dapat menggaet kunjungan wisatawan dari China hingga 1,5 juta orang pada 2024.
Baca Juga: Asyiknya Nonton Pameran Komik Korea, All of Us Are Dead di Korean Cultural Center Indonesia, Jakarta
BPS mencatat per Januari hingga Maret 2024, kedatangan wisatawan dari China mencapai 286.375 kunjungan atau di posisi keempat penyumbang turis luar negeri terbanyak dengan total kunjungan ke Indonesia pada 2023 yaitu mencapai 787.024 orang.***