DECEMBER 9, 2022
Kesehatan

Pakar Paru, Tjandra Yoga Aditama: Pneumonia Disebabkan Mandi Pada Malam Hari Itu Hanya Mitos

image
Arsip foto -Dokter spesialis anak memberikan sosialisasi kepada orang tua mengenai pneumonia pada anak, di RSAB Harapan Kita, Jakarta, Rabu, 20 Desember 2023. Kementerian Kesehatan meminta masyarakat meningkatkan edukasi kesehatan terkait pneumonia, utamanya pneumonia pada anak yang meningkat sejak pertengahan tahun ini. ANTARA FOTO/Rina Nur Anggraini/Ak/foc.

ORBITINDONESIA.COM - Pakar paru Profesor Tjandra Yoga Aditama mengemukakan, pandangan bahwa pneumonia dan kondisi yang kerap disebut paru-paru basah itu disebabkan oleh mandi pada malam hari adalah mitos belaka.

"Penyebab pneumonia dan juga paru-paru basah bukanlah karena mandi malam atau kena semprot kipas angin. Ini adalah mitos belaka," kata Tjandra Yoga Aditama yang menjabat sebagai Ketua Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) itu di Jakarta, Kamis, 12 September 2024.

Pneumonia merupakan radang atau infeksi pada jaringan paru. Penyakit ini dapat disebabkan bakteri seperti pneumokokus, streptokokus dan lainnya atau oleh virus' misalnya, COVID-19 dan mungkin juga virus-virus lain. Pneumonia juga kadang-kadang disebabkan parasit.

Baca Juga: Ani Ruspitawati: Masyarakat Jakarta Bisa Dapatkan Vaksin Pneumonia untuk Anak Secara Gratis

Tanda dan gejala pneumonia bervariasi dari ringan hingga berat, tergantung pada faktor-faktor seperti jenis kuman penyebab infeksi, usia dan kesehatan tubuh seseorang secara keseluruhan.

Gejala dan tanda pneumonia dapat bervariasi tergantung pada penyebab infeksinya, tingkat keparahan, dan kondisi individu yang terkena. Gejala ringan seringkali mirip dengan pilek atau flu, tetapi berlangsung lebih lama.

Gejala dan tanda yang umumnya terkait dengan pneumonia meliputi nyeri dada saat bernapas atau batuk, kebingungan atau perubahan kesadaran mental (pada orang dewasa usia 65 tahun ke atas), batuk, yang dapat menghasilkan dahak.

Baca Juga: Raja Salman Kembali Bertugas dan Pimpin Rapat Kabinet Arab Saudi Usai Jalani Pengobatan Pneumonia

Lalu, kelelahan, demam, berkeringat dan menggigil, suhu tubuh lebih rendah dari normal (pada orang dewasa yang berusia lebih dari 65 tahun dan orang dengan sistem kekebalan yang lemah), mual, muntah atau diare, kesulitan bernapas dan kehilangan nafsu makan.

Data Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi DKI Jakarta mencatat kasus pneumonia balita di DKI Jakarta tahun 2019-2021 mencapai sekitar 78.659 kasus.

Sementara itu, paru-paru basah sebenarnya bukan istilah kedokteran. Tjandra mengatakan, kondisi yang sebenarnya dimaksud adalah penyakit yang efusi pleura.

Baca Juga: Dokter Ifael Y. Mauleti: Penyakit Cacar Monyet Dapat Sebabkan Komplikasi Serius Seperti Pneumonia

"Sebenarnya cairannya bukan berada di dalam paru, tetapi dalam selaput di sekitar paru, tepatnya antara selaput yang membungkus paru (namanya pleura viseralis) dan selaput yang melapisi bagian dalam dinding dada (pleura parietalis)," kata Tjandra,

Menurut dia, sedikitnya ada tiga penyebab terbentuknya cairan ini, yaitu karena infeksi, misalnya, tuberkulosis (TB) atau radang lain karena adanya kanker dan terjadi gangguan keseimbangan protein dalam tubuh.***

Sumber: Antara

Berita Terkait