Inggris Dilaporkan Setujui Penggunaan Rudal Storm Shadow oleh Ukraina untuk Serangan Jarak Jauh ke Rusia
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Jumat, 13 September 2024 00:01 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Inggris dilaporkan setuju untuk mengizinkan Ukraina menggunakan rudal Storm Shadow yang dipasok Inggris untuk melakukan serangan jarak jauh jauh ke wilayah Rusia, menurut laporan The Guardian pada Kamis, 12 September 2024.
Mengutip pejabat Inggris yang tidak disebutkan namanya, laporan tersebut menunjukkan bahwa perubahan signifikan dalam kebijakan tersebut dilakukan secara tertutup, meskipun diperkirakan tidak akan ada pengumuman resmi kepada publik.
Keputusan Inggris ini datang di tengah diskusi yang sedang berlangsung antara Kiev dan sekutu Baratnya mengenai pembatasan yang dikenakan pada penggunaan senjata jarak jauh.
Baca Juga: Rusia Tuduh Ukraina Lakukan Serangan Mematikan dengan Bom Curah di Wilayah Belgorod
Ukraina telah lama menyatakan bahwa pembatasan tersebut membatasi kemampuannya untuk membela diri dan melawan pasukan Rusia.
Namun, Washington khawatir tentang membiarkan Ukraina menargetkan jauh di dalam Rusia karena takut akan meningkatkan konflik lebih lanjut.
Selama konferensi pers bersama di Kiev pada Rabu, 11 September 2024, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Menteri Luar Negeri Inggris David Lammy menegaskan bahwa Rusia memikul tanggung jawab atas eskalasi perang.
Blinken yang menghindari secara langsung membahas perubahan kebijakan AS mengenai serangan jarak jauh, menyatakan bahwa AS telah menyesuaikan strateginya sejak hari pertama dan tetap terbuka untuk melakukan hal tersebut.
Namun, dia tidak mengomentari potensi penggunaan rudal Storm Shadow oleh Ukraina.
Pemilihan waktu kunjungan Blinken dan Lammy ke Kiev, setelah Washington mengonfirmasi bahwa Iran telah mengirimkan rudal balistik ke Rusia, menambah arti penting pertemuan tersebut.
Baca Juga: Ukraina Panggil Diplomat Iran Karena Khawatir tentang Dugaan Transfer Rudal Balistik ke Rusia
Blinken menggambarkan pasokan senjata baru ke Moskow memberi Rusia kemampuan dan fleksibilitas tambahan dalam perang yang berkelanjutan melawan Ukraina.