Rusia Tuduh Ukraina Lakukan Serangan Mematikan dengan Bom Curah di Wilayah Belgorod
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Minggu, 01 September 2024 00:10 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Kementerian Luar Negeri Rusia, Sabtu, 31 Agustus 2024 mengumumkan bahwa lima warga sipil tewas dan 46 lainnya terluka dalam apa yang dituduh Rusia sebagai serangan Ukraina di wilayah Belgorod dengan menggunakan bom curah.
Kementerian Rusia tersebut mengutuk serangan Ukraina itu, menyebutnya sebagai "serangan biadab" yang melukai banyak korban sipil, termasuk tujuh anak di bawah umur.
Seorang anak Rusia dilaporkan dalam kondisi serius setelah dioperasi, sementara dua orang dewasa sedang dipersiapkan untuk dibawa ke Moskow guna mendapatkan perawatan lebih lanjut.
Baca Juga: Rusia dan Ukraina Serahkan 115 Personel Dalam Pertukaran Tahanan yang Dimediasi Uni Emirat Arab
Serangan itu, yang dikatakan dilakukan oleh peluncur roket ganda yang merupakan buatan Ceko, juga menyebabkan kerusakan pada rumah-rumah dan infrastruktur lainnya di wilayah tersebut.
Menanggapi insiden itu, Komite Investigasi Rusia telah membuka kasus pidana, dengan pihak berwenang bersumpah bahwa mereka yang bertanggung jawab akan "dihukum tanpa dapat ditarik kembali sesuai dengan hukum."
Kementerian tersebut mendeskripsikan serangan itu sebagai "tindakan intimidasi teroris yang telah direncanakan sebelumnya dan dipersiapkan dengan seksama" oleh Kiev.
Baca Juga: Pengunjuk Rasa di Amsterdam Belanda Protes Pasokan Senjata ke Ukraina
Moskow juga mengkritik negara-negara Barat, menuduh mereka menutup mata terhadap "kekejaman berdarah" tersebut dan memasok Ukraina dengan senjata mematikan.
Kementerian tersebut meminta masyarakat internasional dan organisasi terkiat untuk mengutuk serangan tersebut dan menjauhkan diri dari apa yang digambarkan Rusia sebagai "rezim Kiev dan kurator Baratnya."
Pernyataan dari Kementerian Luar Negeri Rusia menegaskan kembali komitmen negara tersebut untuk melanjutkan aksi militer mereka di Ukraina hingga semua tujuannya, termasuk "denazifikasi dan demiliterisasi" Ukraina dapat tercapai.
Baca Juga: Presiden Volodymyr Zelenskyy: Ukraina Tak Punya Uang untuk Memproduksi Senjata Sendiri
Perkembangan terbaru tersebut terjadi di tengah meningkatnya ketegangan dan konflik yang sedang berlangsung antara Rusia dan Ukraina, dengan kedua pihak saling menuduh menargetkan warga sipil dan melanggar hukum internasional.***