DECEMBER 9, 2022
Internasional

Ilmuwan Yunani: Perubahan Iklim Memperparah Kebakaran Hutan di Mediterania timur

image
Ilmuwan Yunani mengingatkan ancaman kebakaran hutan yang semakin meningkat, baik dalam frekuensi maupun intensitas, sangat terkait dengan perubahan iklim di wilayah Mediterania Timur yang sangat rentan/ANTARA/Anadolu/PY

“Orang-orang harus menjaga lahan mereka tetap bersih dan memiliki tangki air atau waduk kecil di kebun mereka untuk membantu saat kebakaran terjadi,” ujarnya.

Dari perspektif yang lebih luas, langkah pencegahan paling penting adalah untuk mendinginkan dunia, katanya.

“Itu adalah upaya jangka panjang yang akan memakan waktu puluhan tahun bahkan jika volume emisi karbon berhenti meningkat seketika,” katanya.

Baca Juga: Kebakaran Hutan Kembali Terjadi di Gunung Ciremai, Kabupaten Kuningan dan Cepat Dipadamkan

“Karena itu, kita perlu menyesuaikan cara hidup kita, termasuk tinggal di rumah yang lebih kecil, mengonsumsi lebih sedikit daging, dan akibatnya menghasilkan lebih sedikit gas rumah kaca.”

Sejumlah Masalah

Athanasios Nenes, peneliti senior di Yayasan Penelitian dan Teknologi-Hellas, mengutip kurangnya curah hujan yang cukup dan pola panas ekstrem sebagai alasan utama peningkatan kebakaran hutan di Yunani dan Mediterania Timur.

Baca Juga: Puluhan Pendaki di Gunung Sumbing Dievakuasi Akibat Kebakaran Hutan, Titik Api Diperkirakan Terus Meluas

“Kita semakin sedikit mendapatkan hujan. Saat hujan turun, itu sering kali terjadi dalam bentuk kejadian ekstrem, termasuk badai dan banjir. Jadi, air cepat mengalir dan tidak terserap oleh tanah dan ekosistem. Ini benar-benar masalah besar,” kata Nenes, yang juga direktur Laboratorium Proses Atmosfer di Universitas Politeknik Lausanne.

“Di Mediterania, baik air laut maupun air tanah mengalami suhu yang sangat tinggi. Ketika air sangat hangat, itu juga cenderung memperkuat panas di daratan, karena air berfungsi sebagai penampung panas,” jelasnya.

Peningkatan frekuensi dan intensitas kebakaran hutan membuat wilayah tersebut rentan terhadap lebih banyak kebakaran karena tanah tidak punya waktu untuk pulih, katanya.

Baca Juga: Hutan Durian Terluas se Asia di Trenggalek Raih Anugerah Desa Wisata Terbaik di Indonesia 2023

Kelebihan kunjungan wisatawan dan penggunaan praktik pertanian yang sudah usang yang mengonsumsi terlalu banyak air juga mengeringkan tanah, yang pada akhirnya menyebabkan lebih banyak kebakaran hutan, tambahnya.

Halaman:
1
2
3
Sumber: Antara

Berita Terkait