DECEMBER 9, 2022
Internasional

Oposisi Venezuela dan Pendukung Presiden Nicolas Maduro Gelar Aksi Unjuk Rasa Terpisah di Caracas

image
Pemimpin oposisi Venezuela Maria Corina Machado /ANTARA/Anadolu/PY

ORBITINDONESIA.COM - Kelompok oposisi Venezuela menggelar unjuk rasa menuntut publikasi hasil pemilihan presiden di pusat Caracas, Venezuela, lapor koresponden Sputnik.

Sementara itu di sisi lain pada tempat yang sama, ribuan warga Venezuela lainnya berkumpul untuk menyatakan dukungan mereka kepada Presiden Venezuela Nicolas Maduro, yang memenangi  pemilihan presiden.

Para pengunjuk rasa berkumpul di salah satu jalan utama di Caracas, ibu kota Venezuela, sambil memegang cetakan hasil komisi pemilihan di tangan mereka.

Baca Juga: Presiden Venezuela Nicolas Maduro Tuduh TikTok, IG, WhatsApp Lakukan Fasisme Siber dan Kudeta Kriminal

Pemimpin oposisi Maria Corina Machado juga ikut dalam aksi tersebut, namun calon presiden Edmundo Gonzalez tidak ikut serta dalam acara tersebut. Aksi ini berlangsung dengan damai.

Pendukung Maduro di Venezuela juga menggelar aksi unjuk rasa.

"Kami turun ke jalan lagi untuk menegaskan kembali dukungan kami kepada Presiden Nicolas Maduro dan kemenangannya pada 28 Juli," kata Marlon Llamosas, seorang warga kota, kepada Sputnik.

Baca Juga: Presiden Panama Jose Raul Mulino Akan Gelar KTT Regional 17 Negara Membahas Pilpres Venezuela

Pemilihan presiden di Venezuela diadakan pada 28 Juli 2024, dan pada hari berikutnya, Dewan Pemilihan Nasional menyatakan Nicolas Maduro sebagai presiden terpilih untuk periode 2025-2031, dengan perolehan 51 persen suara.

Pada Senin, 29 Juli 2024, protes meletus di Venezuela, dengan bentrokan antara polisi dan pengunjuk rasa di Caracas.

Para pengunjuk rasa mulai melemparkan batu dan bom molotov ke arah petugas penegak hukum.

Baca Juga: Presiden Panama Jose Raul Mulino Tawarkan Jalan Aman Bagi Nicolas Maduro Bila Tanggalkan Kekuasaan di Venezuela

Menurut Kantor Kejaksaan Agung, 77 petugas keamanan terluka, 1.062 orang ditahan atas kasus perusakan infrastruktur negara, ujaran kebencian, dan terorisme.

Pemerintah Venezuela menyatakan bahwa sejumlah negara turut campur dalam pemilihan dan hak rakyat untuk menentukan nasib sendiri.

Moskow menyatakan bahwa oposisi Venezuela harus mengakui kekalahan dalam pemilihan tersebut.

Baca Juga: AS Tawarkan Amnesti ke Presiden Venezuela Nicolas Maduro Atas Beberapa Tuduhan pada 2020

Selain itu, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov memperingatkan negara ketiga agar tidak mendukung upaya untuk mengguncang situasi di dalam Venezuela.***

Sumber: Antara

Berita Terkait